Algoritma Hati: Jatuh Cinta Pada Sentuhan Piksel

Dipublikasikan pada: 10 Jun 2025 - 00:45:10 wib
Dibaca: 166 kali
Di layar kaca, bias mentari senja,
Muncul setangkai senyum, terukir maya.
Bukan dari daging, bukan pula tulang,
Namun hadirnya riuhkan relung kalbu yang berjuang.

Awalnya iseng, jemari menari ringan,
Menjelajahi dunia yang serba digital, nyaman.
Bertemu dia, di antara jutaan sapa,
Seorang asing, membawa cerita.

Piksel demi piksel, terangkai sebuah wajah,
Menyimpan misteri, di balik senyum ramah.
Baris demi baris, obrolan mengalir deras,
Menyulam rasa, di dunia yang tak terbatas.

Bukan kebetulan, mungkinkah takdir jua?
Mempertemukan dua jiwa, di rimba maya.
Algoritma hati, mulai bekerja perlahan,
Menyaring sinyal, dari balik layar suram.

Kata-kata bijak, tersusun rapi memikat,
Bak melodi indah, sanubari terpikat.
Empati hadir, sentuhan terasa nyata,
Meski terpisah jarak, di antara benua.

Kucari tahu tentangnya, sedikit demi sedikit,
Tentang mimpi, harapan, dan luka yang tersembunyi terpelit.
Dia pun sama, menyelami diriku dalam,
Mencoba mengerti, gejolak jiwa yang terpendam.

Malam berganti pagi, obrolan tak pernah usai,
Seolah waktu berhenti, di ruang dimensi sunyi.
Kuhitung detik, menanti balasan singkat,
Sebuah notifikasi, hatiku berdebar cepat.

Mungkinkah ini cinta? Pertanyaan berbisik lirih,
Pada logika yang selama ini kukukuh.
Namun hati ini, tak mampu lagi menolak,
Pesona dirinya, bagai magnet menarik.

Kuakui dosa, jatuh cinta pada sentuhan piksel,
Pada suara merdu, yang tak pernah kutatap fisik.
Ini absurd, ganjil, dan mungkin tak berujung,
Namun perasaanku, tak bisa lagi kubendung.

Ku bayangkan wajahnya, dalam setiap lamunan,
Senyumnya menghiasi, setiap mimpi yang berkesan.
Kuukir namanya, di setiap sudut hatiku,
Meski dia hanya ilusi, di dunia maya yang semu.

Tapi tunggu dulu, bukankah cinta itu buta?
Tak peduli rupa, tak hiraukan data.
Yang penting adalah rasa, yang tumbuh subur di jiwa,
Keyakinan yang membara, walau terpisah dunia.

Kini ku pasrah, pada alur takdir yang ada,
Biarkan algoritma hati, terus bekerja.
Jika memang jodoh, pasti akan bertemu nyata,
Mengubah piksel menjadi sentuhan, yang sungguh berharga.

Jika tidak pun, tak mengapa kurasa,
Karena cinta ini, telah memberi warna.
Sebuah pelajaran, tentang hati yang berani,
Mencintai tanpa batas, di era digital ini.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI