Jejak Piksel di Hati: Algoritma Temukan Sentuhan?

Dipublikasikan pada: 21 Sep 2025 - 03:30:08 wib
Dibaca: 164 kali
Di layar kaca, bias mentari senja,
Kursor berkedip, menanti jemariku berdansa.
Bukan melodi, bukan pula nada,
Namun algoritma, merajut kisah asmara.

Jejak piksel, bertebaran di ruang maya,
Siluet wajahmu, hadir di antara data.
Senyum digital, membius sukma,
Mungkinkah ini cinta, di era nirwana?

Dulu, kupandang kode, sebagai bahasa mati,
Barisan angka, tanpa arti, tanpa simpati.
Namun kini, kurasakan getar di hati,
Saat deretan kode, menyebut namamu bersemi.

Algoritma cinta, mereka mencipta,
Pola perilaku, terangkai sempurna.
Kau hadir di rekomendasi, tak terduga,
Jejak digital, mempertemukan kita.

Awalnya ragu, benarkah ini nyata?
Cinta dari bit, mungkinkah berdaya?
Namun sapa virtual, terasa begitu hangat,
Menghapus jarak, meski terpaut jagat.

Pertukaran pesan, bagai aliran sungai,
Mengikis sekat, membangun pantai.
Emotikon senyum, menggantikan dekap,
Kata-kata bijak, menghapus gelap.

Kupelajari dirimu, dari setiap unggahan,
Riwayat pencarian, dan setiap tautan.
Kaupun menyelami, kedalaman pikiranku,
Melalui jejak digital, yang kutuliskan waktu.

Pertemuan daring, menjadi kebiasaan,
Suara merdumu, penghilang kesepian.
Wajahmu terpancar, di balik layar datar,
Menghadirkan kehangatan, di tengah gemetar.

Namun, di balik kode, tersembunyi dilema,
Benarkah cinta ini, terlepas dari skema?
Apakah algoritma, hanya menyuguhkan ilusi,
Atau sentuhan nyata, yang terpatri abadi?

Kucoba sentuh layar, berharap rasakan kulitmu,
Namun hanya dingin kaca, yang kurindu.
Mungkinkah cinta digital, hanya fatamorgana,
Yang menghilang seiring redupnya cahaya?

Namun, di lubuk hati, ada keyakinan bersemi,
Bahwa cinta sejati, tak mengenal definisi.
Jejak piksel mungkin awal pertemuan,
Namun hati yang bicara, menentukan tujuan.

Kususun algoritma, berbeda dari biasanya,
Bukan mencari data, tapi merangkai asa.
Kucoba dekati, bukan hanya secara virtual,
Namun juga hadir, di dunia yang faktual.

Kutunggu saatnya, bertemu di dunia nyata,
Menyentuh tanganmu, tanpa perantara.
Membuktikan bahwa cinta, tak hanya di kode,
Namun juga terukir, di dalam sukma.

Biarlah algoritma, menjadi saksi bisu,
Bagaimana cinta digital, menjadi nyata dan menyatu.
Jejak piksel di hati, bukan sekadar data,
Tapi awal kisah, tentang cinta yang bertahta.

Karena cinta sejati, tak mengenal batasan,
Baik digital, maupun dunia kenyataan.
Ia hadir di hati, bersemi dan membara,
Menemukan sentuhan, di antara algoritma.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI