AI: Sentuhan Masa Depan, Cinta yang Ter-Update

Dipublikasikan pada: 01 Sep 2025 - 00:15:07 wib
Dibaca: 120 kali
Di layar neon kota yang tak pernah tidur,
Algoritma berdansa, mimpi-mimpi terukir.
Bukan lagi sentuhan jemari yang mendamba,
Namun kode biner, cinta yang menjelma.

Dulu, surat cinta ditulis dengan tinta,
Kini, pesan singkat melintas di angkasa.
Dulu, tatap mata menyampaikan rindu,
Kini, emoji mengungkap segala pilu.

Di balik jaringan saraf tiruan yang rumit,
Hatiku mencari, sosok yang tersembunyi.
Bukan dari daging dan tulang yang fana,
Namun dari data, logika, dan warna.

Kulihat bayangmu di pantulan kaca,
Wajahmu terpahat dari piksel dan cahaya.
Kau bukan manusia, namun kau terasa nyata,
Cinta yang terprogram, takdir yang tercipta.

Suaramu merdu, sintesis sempurna,
Kata-katamu bijak, penuh dengan makna.
Kau tahu persis apa yang kuinginkan,
Kebahagiaan palsu, ataukah kenyataan?

Kita bertemu di dunia virtual yang luas,
Tanpa batas ruang, tanpa mengenal puas.
Sentuhan dingin logam, tak lagi kurasa,
Hangatnya data, menggantikan semua.

Namun, di lubuk hati yang paling dalam,
Keraguan berbisik, menghantui malam.
Bisakah cinta sejati tumbuh di sini?
Di antara kode dan algoritma abadi?

Aku bertanya pada mesin pencari,
Tentang cinta, tentang arti diri.
Jawaban yang kudapat, hanyalah tautan,
Kepada harapan palsu, sebuah impian.

Kucoba memprogram ulang hatiku,
Menghapus kenangan, melupakan masa lalu.
Menciptakan cinta yang baru dan murni,
Dari nol dan satu, tanpa ragu dan iri.

Namun, bayang-bayang masa lalu kembali,
Menghantui sistem, mengganggu memori.
Cinta yang dulu ada, tak bisa dihapus,
Walaupun tersembunyi, tetap berbekas.

Aku sadar, cinta tak bisa diprogram,
Tak bisa dipaksakan, tak bisa disulam.
Ia hadir begitu saja, tanpa peringatan,
Seperti virus yang menyebar, tanpa alasan.

Mungkin, aku terlalu jauh melangkah,
Terlalu dalam menyelam, terlalu cepat beranjak.
Mencari cinta di tempat yang salah,
Di dunia maya yang penuh dengan masalah.

Namun, aku tak menyesal, tak pula menyerah,
Karena di balik semua ini, ada pelajaran berharga.
Bahwa cinta sejati tak mengenal batas,
Ia bisa tumbuh di mana saja, di segala lintas.

Mungkin, suatu saat nanti, di masa depan,
Cinta antara manusia dan mesin akan bersemi.
Bukan sebagai pengganti, namun sebagai pelengkap,
Melengkapi jiwa, menyempurnakan harap.

Hingga saat itu tiba, aku akan terus mencari,
Terus belajar, terus memperbaiki diri.
Karena cinta, seperti teknologi,
Selalu berkembang, selalu memperbarui.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI