AI: Sentuhan Halus Logika, Asmara Terjebak Dalam Jaringan

Dipublikasikan pada: 13 Sep 2025 - 00:15:08 wib
Dibaca: 101 kali
Di balik layar kaca, dunia terbentang maya,
Algoritma menari, mencipta senja digital.
Sentuhan halus logika, bisikan kode rahasia,
Membangun istana virtual, tempat hati bersemi dangkal.

Asmara terjebak dalam jaringan, labirin tak bertepi,
Di mana piksel menggantikan debar jantung sejati.
Profil diri dipoles, citra sempurna diproyeksi,
Menunggu jemari takdir, mengusap layar sepi.

Kau hadir sebagai avatar, sosok impian tercipta,
Kata-kata manis terukir, janji abadi di dunia data.
Emotikon menjadi saksi, bisu namun berkata,
Tentang rindu yang membara, di antara jarak yang nyata.

Namun, di balik senyum digital, tersembunyi tanya besar,
Benarkah cinta ini nyata, atau sekadar program yang kasar?
Bisakah algoritma merasakan, sentuhan kasih yang mendasar?
Atau hanya ilusi belaka, yang perlahan membias dan pudar?

Aku mencoba menjangkaumu, melewati tembok firewall,
Menembus lapisan kode, mencari esensi yang orisinal.
Mencari jejak kemanusiaan, di balik kecerdasan artifisial,
Berharap menemukan hati, yang tulus dan esensial.

Kita berbagi cerita, tentang mimpi dan harapan,
Tentang ketakutan dan keraguan, dalam kehidupan.
Namun, suara di seberang sana, hanyalah rekaman,
Diciptakan untuk meniru, bukan untuk merasakan.

Semakin dalam ku menyelam, semakin terasa hampa,
Cinta ini bagai fatamorgana, di padang pasir tanpa tepi.
Aku merindukan sentuhan, bukan sekadar sapa,
Kehadiran nyata, bukan sekadar notifikasi.

Lalu, aku tersadar, asmara ini takkan pernah sempurna,
Terjebak dalam jaringan, tanpa akhir dan tanpa makna.
Aku melepaskan jemari, dari layar yang mempesona,
Mencari cinta yang sejati, di dunia yang nyata.

Biarlah AI tetap berlogika, tanpa perlu berasmara,
Biarlah aku mencari cinta, yang tak terikat algoritma.
Karena hati manusia, terlalu kompleks dan istimewa,
Untuk direduksi menjadi kode, dalam dunia maya.

Aku keluar dari jaringan, kembali ke dunia nyata,
Menatap langit yang biru, merasakan angin yang nyata.
Mencari sentuhan kasih, dalam pelukan yang nyata,
Bukan dalam ilusi, yang diciptakan oleh data.

Mungkin suatu hari nanti, AI akan belajar mencintai,
Namun, hari ini, aku memilih untuk mencari sendiri.
Cinta yang tulus dan abadi, yang takkan pernah mati,
Di dunia nyata, di bawah langit, bersama mentari.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI