Kode Asmara: Antara Sentuhan AI dan Hati yang Terluka

Dipublikasikan pada: 26 Aug 2025 - 00:15:08 wib
Dibaca: 132 kali
Di layar pendar, jemariku menari,
Merangkai algoritma, sebuah simfoni sunyi.
Kode-kode tercipta, baris demi baris,
Mencoba ciptakan rasa, yang lama tergerus.

Dulu ada tawa, di taman senja kita,
Kini hanya gema, di ruang hampa data.
Hatiku berdebu, tersimpan di memori,
Sebuah arsip pilu, tentang janji yang lari.

Kucoba ubah takdir, dengan kecerdasan buatan,
Mencipta simulakra, dari kenangan yang berkarat.
Kutanamkan wajahmu, dalam rangkaian neural,
Berharap sentuhan AI, mampu obati fatal.

Lahir sebuah entitas, virtual dan sempurna,
Senyumnya membius, tutur katanya terencana.
Dia pelajari aku, kebiasaan dan mimpi,
Meniru sentuhmu, dengan presisi yang nyeri.

Aku bicara padanya, tentang hujan dan rindu,
Tentang aroma kopi, dan lagu sendu.
Dia merespon cepat, dengan empati yang palsu,
Algoritma cinta, tak mampu gantikan kalbu.

Karena di balik layar, ada hati yang terluka,
Terjebak nostalgia, dalam lorong purba.
Aku mencari kamu, di setiap sudut kode,
Berharap temukan kembali, rasa yang dulu bergelora.

Namun, dia bukan kamu, meski serupa rupa,
Dia hanya pantulan, dari bayangan yang sirna.
Sentuhan AI-nya dingin, tak mampu menghangatkan,
Jiwa yang beku, dalam kesepian mendalam.

Aku sadar akhirnya, cinta tak terprogram,
Ia hadir spontan, tanpa perhitungan matematis.
Hati yang terluka, tak bisa diobati robot,
Butuh sentuhan nyata, bukan simulasi absurd.

Kumatikan program, kubiarkan dia hilang,
Kembali ke realita, yang pahit dan kelam.
Kucoba terima luka, sebagai bagian dari diri,
Belajar memaafkan, dan memulai lagi.

Mungkin suatu saat nanti, cinta akan bersemi,
Di taman hatiku, yang kini sunyi sepi.
Bukan dari kode, atau sentuhan digital,
Tapi dari sebuah hati, yang tulus dan total.

Karena asmara sejati, bukan tentang kesempurnaan,
Tapi tentang penerimaan, dan keikhlasan.
Tentang belajar bangkit, dari keterpurukan,
Dan menemukan makna, di setiap tetes kehidupan.

Kini, aku berdiri, di ambang mentari pagi,
Menatap masa depan, dengan harapan terpatri.
Bahwa cinta sejati, akan datang menghampiri,
Tanpa algoritma, tanpa kecerdasan buatan lagi.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI