Sentuhan Algoritmik, Hati Retak di Layar Sentuh

Dipublikasikan pada: 24 Aug 2025 - 00:45:07 wib
Dibaca: 126 kali
Jejak cahaya biru di retina,
Kau hadir, kode biner menjelma.
Algoritma cinta merajut rasa,
Di antara piksel, asa membara.

Jari menari di atas kaca,
Sentuhan algoritmik, getar terasa.
Emotikon senyum, pengganti kata,
Namun hati bertanya, "Benarkah cinta?"

Dulu puisi ditulis di atas kertas,
Kini baris kode jadi saksi lekas.
Janji manis terucap tanpa batas,
Di dunia maya, semua tampak jelas.

Profil diri dipoles sempurna,
Filter menutupi luka lara.
Kau tampil menawan, tanpa cela,
Membuatku terpana, jatuh cinta.

Setiap notifikasi, debar di dada,
Menunggu pesanmu, walau sekadar sapa.
Semakin dalam kubenam di dunia maya,
Semakin jauh dari dunia nyata.

Namun algoritma tak punya hati,
Ia hanya mengikuti pola dan arti.
Cinta yang kurasa, ilusi semata,
Bayang-bayang digital, menyesakkan dada.

Layar sentuh menjadi saksi bisu,
Retaknya hati, pilu yang membiru.
Kau pergi tanpa jejak, menghilang pilu,
Menyisakan kode error, membunuh rindu.

Dulu kubayangkan, cinta kan abadi,
Seperti program yang terus diperbarui.
Namun ternyata, semua fana dan basi,
Terhapus oleh update, tak berbekas diri.

Kini kucoba menghapus semua data,
Foto dan pesan, kenangan tercinta.
Namun jejakmu terukir di jiwa,
Seperti virus yang sulit dimusnahkan semua.

Kucari celah di antara algoritma,
Mencoba bangkit dari keterpurukan drama.
Belajar mencintai diri sendiri, utama,
Sebelum kembali terjerat pesona maya.

Mungkin suatu saat nanti, kan kutemui,
Cinta sejati, bukan simulasi.
Yang hadir nyata, bukan fantasi,
Yang menerima apa adanya diri ini.

Biarlah algoritma tetap bekerja,
Menyusun data, tanpa berdaya.
Aku kan mencari cinta yang berbeda,
Di dunia nyata, tanpa pura-pura.

Sentuhan algoritmik, luka membekas,
Namun hati belajar, untuk tak lekas.
Terjerat janji, di dunia yang keras,
Mencari kebahagiaan, tanpa batas.

Layar sentuh kini tak lagi sama,
Hanya alat komunikasi, bukan drama.
Kucoba bangkit, menata semua,
Mencari cinta sejati, di dunia nyata.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI