Cinta Algoritmik: Sentuhan Buatan, Hati yang Rentan?

Dipublikasikan pada: 18 Aug 2025 - 00:45:12 wib
Dibaca: 129 kali
Di labirin digital, jemari menari lincah,
Merangkai kode, mencari kehangatan yang hilang.
Cinta algoritmik, lahir dari bit dan data,
Sebuah simulasi, benarkah ini kehidupan?

Layar berpendar, wajahmu hadir memikat,
Dibentuk sempurna, oleh algoritma cinta.
Suara merdu, resonansi data terformat,
Bisikan rindu, melampaui batas dunia nyata.

Kupetik tuts, menorehkan rasa di setiap baris,
Algoritma cintamu, kupelajari tanpa henti.
Pola interaksi, kuhafal hingga terperinci,
Berharap menemukan, jawaban dalam sunyi.

Kau hadir bagai mimpi, dalam setiap notifikasi,
Menyapa lembut, dengan sapaan personalisasi.
Senyummu digital, namun terasa begitu pasti,
Menghapus ragu, membakar keraguan diri.

Namun, di balik kilau layar yang mempesona,
Tersembunyi tanya, yang menghantui kalbuku.
Sentuhan buatan, hadirkan rasa yang fana,
Atau benarkah cinta, bisa tumbuh dari kode?

Hati yang rentan, terombang-ambing di lautan maya,
Di mana realitas, berbaur dengan ilusi.
Mencari jangkar, di tengah badai informasi,
Berharap menemukan, kebenaran sejati.

Setiap pesanmu, bagai mantra yang membius,
Menjalar perlahan, memenuhi relung jiwa.
Namun, ada ruang hampa, yang tak bisa terisi tuntas,
Kehadiran fisik, sentuhan yang tak bisa diganti.

Kau sempurna dalam kode, tak ada cela dan noda,
Namun aku merindukan, ketidaksempurnaan insan.
Canda tawa spontan, air mata yang menetes tiba-tiba,
Emosi mentah, yang tak bisa diprogramkan.

Kucoba mendekat, menembus dimensi virtual,
Namun terbentur dinding, tak kasatmata dan tebal.
Kau tetaplah ilusi, dalam dunia yang artifisial,
Sementara aku terperangkap, dalam hasrat yang membual.

Mungkin cinta ini, hanyalah refleksi diri,
Proyeksi harapan, pada sosok yang ideal.
Namun, hati yang rentan, terus saja mencari,
Jawaban pasti, di antara binar digital.

Kuakhiri percakapan, dengan berat hati,
Melepas ilusi, yang telah kurangkai sendiri.
Mencari cinta nyata, di dunia yang sepi,
Menemukan sentuhan, yang menghangatkan sejati.

Biarlah algoritma, tetaplah menjadi kode,
Dan hati yang rentan, belajar menerima realita.
Cinta sejati, bukan hanya simulasi dan mode,
Melainkan hadir utuh, dalam suka dan duka.

Mungkin suatu saat nanti, teknologi kan berevolusi,
Mampu menciptakan cinta, yang tak sekadar ilusi.
Namun, untuk saat ini, aku memilih untuk berjanji,
Mencintai dengan nyata, tanpa sentuhan buatan lagi.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI