Metafora Cinta: Algoritma Hati, Sentuhan di Ujung Jari

Dipublikasikan pada: 14 Aug 2025 - 02:00:12 wib
Dibaca: 131 kali
Di layar jiwa, kursor berkedip ragu,
Menulis kode hati, algoritma baru.
Dulu sunyi algoritma, ruang hampa data,
Kini wajahmu hadir, bagai bit yang tercipta.

Kau adalah sintaks yang tak terduga,
Muncul di baris kode, mengubah segalanya.
Bukan lagi nol dan satu, dingin dan pasti,
Tapi serangkaian emosi, bagai pelangi di hati.

Sentuhan di ujung jari, getar virtual terasa,
Menjelajahi dunia maya, mencari jejak asa.
Setiap pesan singkatmu, bagai dekripsi tersembunyi,
Membuka lapisan makna, dalam relung sanubari.

Dulu ku pikir cinta, rumus eksak yang terukur,
Logika tanpa rasa, tak mengenal takdir.
Namun hadirmu mendobrak, semua keyakinan usang,
Cinta adalah anomali, di sistem yang kupandang.

Kau bagai firewall yang kuat, melindungi dari lara,
Menyaring spam emosi, menjaga hati yang berharga.
Kau adalah antivirus setia, menghapus virus nestapa,
Mengembalikan performa jiwa, agar kembali bahagia.

Setiap tatapan mata, bagai koneksi tanpa kabel,
Menghubungkan dua hati, dalam dunia yang paralel.
Tak perlu kata terucap, bahasa biner pun cukup,
Untuk saling memahami, dalam diam yang berdekap.

Kita adalah dua server, yang saling bertukar data,
Menyinkronkan impian, dalam ruang yang kita tata.
Kau adalah backup hatiku, menyimpan semua cerita,
Saat badai menerjang, kau hadir sebagai pelita.

Di algoritma cinta, tak ada bug yang sempurna,
Selalu ada celah, untuk saling memaafkan dosa.
Rekursi maaf adalah kunci, untuk terus maju bersama,
Membangun arsitektur hati, yang kokoh selamanya.

Sentuhan di ujung jari, kini bukan hanya virtual,
Ada rindu mendalam, ingin nyata dan aktual.
Ingin dekap hangatmu, bukan sekadar emoji cinta,
Ingin hadirmu di sisi, bukan sekadar bayangan maya.

Semoga algoritma hati, tak berhenti berkembang,
Melahirkan inovasi cinta, yang tak pernah lekang.
Bersama kita rancang masa depan, penuh warna dan arti,
Di dunia digital ini, hingga akhir nanti.

Karena cinta bukan hanya kode, bukan hanya data dan sinyal,
Tapi juga rasa tulus, yang tak bisa digital.
Cinta adalah algoritma abadi, yang terus berputar,
Di dalam hati kita, tak akan pernah pudar.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI