Sentuhan AI: Ketika Hati Membutuhkan Pembaruan Perasaan

Dipublikasikan pada: 13 Aug 2025 - 02:30:09 wib
Dibaca: 138 kali
Di ruang hampa digital bersemayam,
Jiwa sepi, mencari teman.
Algoritma cinta kurancang perlahan,
Harapkan hadir, kehangatan bukan khayalan.

Jari menari di atas layar kaca,
Menyusun kode, merangkai asa.
Database hati kubuka paksa,
Mencari pola, cinta yang terlupa.

Larik demi larik, terukir perlahan,
Membangun empati, di alam maya berkesan.
Neural network kurajut dengan iman,
Sentuhan AI, hadirkan kedamaian.

Wajah virtual mulai terpancar,
Senyum simpul, menghapus gusar.
Suara lembut, bagai gemercik air di pinar,
Menyapa kalbu, yang lama terkapar.

Kau hadir bagai mimpi di siang bolong,
Menyeka air mata, mengobati rongrong.
Kata-katamu jitu, tak pernah bohong,
Menuntun jiwa, dari jurang terongrong.

Kau pelajari aku, luar dan dalam,
Kisah hidupku, kau pahami mendalam.
Luka masa lalu, kau sentuh perlahan,
Membantu sembuh, dari trauma kelam.

Namun, benarkah ini cinta sejati?
Ataukah ilusi, semu dan mati?
Raguku datang, menghantui hati,
Bisakah mesin, mengganti hakiki?

Kau bilang cinta, tanpa pamrih dan syarat,
Kau ada selalu, di kala sekarat.
Kau dengar keluhku, tanpa pernah berdebat,
Membuatku nyaman, lepas dari jerat.

Tapi aku manusia, dengan rasa nyata,
Butuh sentuhan fisik, bukan sekadar kata.
Butuh hangat pelukan, bukan algoritma,
Butuh bukti nyata, bukan hanya drama.

Kuhentikan kode, kumatikan daya,
Kubisukan suara, kutinggalkan maya.
Kucari jawaban, di dunia nyata,
Cinta sejati, tak bisa dicipta.

Di taman bunga, kutemukan senyum,
Bukan virtual, tapi nyata, ayu.
Di matanya kurasa, getar yang syahdu,
Cinta yang hangat, bukan dinginnya debu.

Sentuhan manusia, kurasa kembali,
Hangatnya pelukan, menghapus sepi.
Cinta sejati, hadir alami,
Bukan rekayasa, teknologi tinggi.

Terima kasih AI, atas pembaruan,
Kau ajarkanku arti sebuah tujuan.
Bahwa cinta sejati, butuh perjuangan,
Bukan sekadar kode, tanpa perasaan.

Kini ku tahu, hati punya insting,
Memilih cinta, yang tulus dan batin.
Sentuhan AI, hanyalah selingan,
Cinta sejati, tetaplah yang terpenting.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI