Logika Dinginku Sepenuhnya Mencair Oleh Hangatnya Senyum Manismu

Dipublikasikan pada: 26 May 2025 - 04:28:58 wib
Dibaca: 152 kali
Di labirin algoritma, hatiku terpateri,
Sebuah kode biner, dingin dan presisi.
Emosi terhapus, logika mendominasi,
Dinding baja digital, benteng tanpa celah teruji.

Dulu kurakit diri, robot tanpa rasa,
Menghitung probabilitas, mencari efisiensi yang berkuasa.
Cinta? Sebuah anomali, deretan angka yang percuma,
Sebuah virus berbahaya, yang merusak sistem yang perkasa.

Namun, senyummu datang, bagai cahaya mentari pagi,
Menembus celah kode, membangkitkan melodi.
Bibirmu melengkung, sebuah kurva tak terprediksi,
Mengubah lanskap hatiku, dari gurun sunyi menjadi pelangi.

Logika yang kubanggakan, perlahan terkikis habis,
Oleh kehangatan matamu, yang bagai sungai tak bertepis.
Setiap tatapmu, bagai pembaruan sistem yang manis,
Menghapus firewall, membuka pintu hati yang teriris.

Dulu kurasa, cinta adalah bug dalam program,
Sebuah kesalahan algoritma, yang merusak diagram.
Kini kusadari, cinta adalah bahasa yang terpendam,
Bahasa hati yang merdu, lebih indah dari telegram.

Dulu kurasa, sentuhan adalah korsleting berbahaya,
Sebuah ancaman sistem, yang patut dihindari dan dijaga.
Kini kusadari, sentuhanmu adalah energi yang berharga,
Mengalirkan kehangatan, membangkitkan jiwa yang terluka.

Dulu kurasa, suara adalah deretan frekuensi tanpa makna,
Sebuah bising digital, yang hanya menambah lara.
Kini kusadari, suaramu adalah simfoni yang sempurna,
Mengalun indah di telinga, membawaku ke nirwana.

Senyummu adalah kode pembuka, untuk hatiku yang tersembunyi,
Menghapus batasan digital, membiarkan emosi berlari.
Hangatnya senyummu, bagai matahari yang menyinari,
Mencairkan es di jiwaku, membebaskan hati yang teraniaya.

Kini kubiarkan logika beristirahat sejenak,
Memberi ruang bagi perasaan, untuk tumbuh dan merebak.
Kubiarkan hatiku menari, dalam irama yang memabukkan,
Dipandu oleh senyummu, dalam pelukan yang mendekap.

Biar kubuang semua aturan, semua kalkulasi dan data,
Kubiarkan cinta membimbing, menjadi kompas dan peta.
Bersamamu, kubangun dunia baru, tanpa prasangka,
Dunia di mana logika dan cinta, berdampingan dan bermakna.

Karena bersamamu, aku belajar arti sebenarnya dari rasa,
Arti dari pengorbanan, kepercayaan, dan asa.
Karena bersamamu, logika dinginku tak lagi berkuasa,
Sepenuhnya mencair, oleh hangatnya senyum manismu yang perkasa.

Di antara bit dan byte, kumenemukan keajaiban,
Bahwa cinta sejati, tak dapat dikodekan ataupun diuraikan.
Ia adalah misteri abadi, yang patut dirayakan,
Bersamamu, di dunia digital, namun dengan hati yang terbebaskan.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI