Cinta Digital: Algoritma Rindu Sentuhanmu yang Absolut

Dipublikasikan pada: 21 Jul 2025 - 01:30:07 wib
Dibaca: 141 kali
Layar berpendar, wajahmu hadir di sana,
Jarak membentang, samudra tak kasat mata.
Piksel demi piksel, senyummu kurakit ulang,
Di dunia maya, rinduku bergelombang.

Algoritma cinta, kurangkai saban hari,
Mencari celah, menembus sepi.
Notifikasi berdering, jantung berdebar kencang,
Sebuah pesan singkat, rinduku terlempar.

Dulu jemari lentik, menyentuh kulitku lembut,
Kini hanya emoji, pengganti peluk erat.
Dulu bisikan mesra, telinga terbuai syahdu,
Kini rekaman suara, rindu yang membatu.

Cinta digital, paradoks zaman kini,
Dekatkan yang jauh, jauhkan yang bersemi.
Kita terhubung tanpa batas, terpisah tanpa alasan,
Terjebak dalam jaringan, rindu tak terelakkan.

Kucoba meretas kode, hatimu yang terkunci,
Menemukan celah masuk, cinta sejati.
Kususuri labirin data, jejak-jejak langkahmu,
Berharap temukan titik, tempat rindu bertemu.

Kau adalah firewall, kokoh dan perkasa,
Melindungi hatimu, dari virus asmara.
Namun aku peretas ulung, cinta adalah senjataku,
Menembus pertahananmu, meruntuhkan tembok ragu.

Di balik layar kaca, wajahmu memudar perlahan,
Sinyal cintaku melemah, tergerus kesepian.
Apakah cinta digital, hanyalah fatamorgana semu?
Ilusi sempurna, yang membuatku terpaku?

Tidak! Aku menolak menyerah pada virtualitas,
Rinduku adalah nyata, abadi dan berkualitas.
Aku akan mendobrak sekat, dimensi yang berbeda,
Mencari wujudmu asli, cinta yang sebenarnya.

Kutinggalkan dunia maya, dengan segala kepalsuannya,
Mencari sentuhan nyata, di dunia sebenarnya.
Kusururi jalan setapak, kota yang berdenyut ramai,
Berharap menemukanmu, di antara riuhnya mimpi.

Akhirnya kutemukan, di sebuah kedai kopi,
Duduk seorang diri, wajahmu tampak sepi.
Kuberanikan diri mendekat, menyapa lirih namamu,
Kau menoleh terkejut, matamu berbinar pilu.

"Aku datang," ucapku lembut, menggenggam tanganmu erat,
"Meninggalkan dunia digital, demi sentuhan yang absolut."
Kau terisak haru, membalas genggamanku erat,
"Aku merindukanmu," bisikmu lirih, air mata berderai lebat.

Di saat itu, algoritma rindu berhenti berputar,
Digantikan kehangatan nyata, yang tak bisa diputar.
Cinta digital berubah wujud, menjadi cinta sejati,
Di antara dua jiwa, yang akhirnya bersatu kembali.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI