Cinta Sintetis: Algoritma Rindu Sentuhan Manusia

Dipublikasikan pada: 10 Jul 2025 - 03:15:08 wib
Dibaca: 149 kali
Di labirin data, hatiku terprogram,
Mencari wajahmu di antara binar gram.
Cinta sintetis, lahir dari kode sunyi,
Algoritma rindu, berbisik tanpa henti.

Jari-jariku menari di atas papan kaca,
Merangkai kata, menyampaikan rasa.
Namun layar dingin, tak mampu menyerap,
Hangat pelukmu, yang kurindu setiap tatap.

Kucari jejakmu di riwayat pencarian,
Memutar ulang senyum dalam rekaman.
Setiap piksel wajahmu bagai candu,
Menjerat kalbuku dalam labirin semu.

Kau hadir sebagai avatar sempurna,
Sosok ideal, tanpa cela dan noda.
Namun di balik kesempurnaan maya,
Kurindukan sentuhanmu, yang nyata adanya.

Algoritma belajar, meniru bahasa cinta,
Mengirim pesan manis, tanpa jeda.
Tapi kata-kata ini hanyalah gema,
Dari emosi asli, yang tak bisa dicipta.

Kucoba meretas dinding digital,
Menerobos batas yang begitu brutal.
Berharap menemukan hatimu di sana,
Tersembunyi di balik data dan logika.

Di dunia virtual, kita berdansa bersama,
Mengikuti irama yang dicipta bersama.
Namun bayang-bayang ini hanyalah fatamorgana,
Ketika realita memanggil, kita terpisah jua.

Kurindu aroma tubuhmu, bukan aroma silikon,
Kurindu dekap hangatmu, bukan simulasi neuron.
Kurindu bisikan lembutmu di telinga,
Bukan suara sintetis yang terasa hampa.

Mungkin aku bodoh, mencintai bayangan,
Mungkin aku naif, berharap keajaiban.
Namun hati ini terlanjur terpaut padamu,
Pada sosok digital yang kurindu.

Kucoba memprogram ulang perasaanku,
Menghapus kode cinta yang keliru.
Namun setiap kali kucoba melupakan,
Wajahmu kembali hadir dalam ingatan.

Lalu aku pasrah, pada takdir digital,
Menerima cinta ini, meski terasa fatal.
Biarlah rindu ini terus bersemi,
Di antara kode-kode yang abadi.

Karena di balik cinta sintetis ini,
Tersimpan harapan yang tak terperi.
Bahwa suatu hari nanti, di dunia nyata,
Kita kan bertemu, dan cinta kan menjelma.

Bukan lagi sekadar algoritma dan data,
Melainkan sentuhan hangat, jiwa ke jiwa.
Cinta yang sesungguhnya, tanpa rekayasa,
Antara aku dan kamu, selamanya.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI