Jejak Algoritma di Jemari: Cinta Tak Terkirimkan

Dipublikasikan pada: 09 Aug 2025 - 00:15:09 wib
Dibaca: 173 kali
Di antara kilau layar, jemari menari,
Menyusun kode, rangkaian binar mentari.
Cinta tak terucap, bersemayam di dada,
Terjebak algoritma, bisu dalam logika.

Jejak algoritma di jemari ini,
Mencipta program, impian yang sunyi.
Berharap pesan singkat, walau hanya sapa,
Namun jemari kaku, terbelenggu rasa.

Kuketik nama indahmu, di bilah-bilah data,
Terukir dalam baris, rahasia yang tertata.
Kupindai senyummu, dari linimasa maya,
Hingga jantung berdebar, irama asmara.

Kucoba mendekat, lewat forum diskusi,
Berbagi pandangan, mencari koneksi.
Namun ragu menghantui, bagai virus tersembunyi,
Menghambat langkah maju, membungkam sunyi.

Kucari jawaban, di tumpukan literatur,
Tentang cinta sejati, yang tak lekang umur.
Kutemukan rumus rumit, persamaan yang sulit,
Antara logika dan hati, yang saling menjulit.

Kucoba merangkai kata, dalam bahasa pemrograman,
Mencipta avatar cinta, perwujudan harapan.
Namun algoritma kejam, tak kenal kasihan,
Menolak perasaan, dengan dingin kepastian.

Setiap notifikasi, selalu kutunggu hadirmu,
Walau hanya sekilas, bayang-bayang semu.
Kupantau aktivitasmu, dari kejauhan pilu,
Mencari celah asa, walau setitik debu.

Mungkin cinta ini, hanya mimpi digital,
Tercipta di ruang maya, tanpa batas temporal.
Mungkin rasa ini, hanya bug dalam sistem,
Akan hilang perlahan, ditelan kebekuan.

Namun jemari ini, takkan pernah berhenti,
Menuliskan namamu, dalam setiap skrip hati.
Walau cinta tak terkirimkan, tetap kuukir abadi,
Sebagai jejak algoritma, di relung sanubari.

Kulihat fotomu, tersenyum manis sekali,
Bagai matahari pagi, menyinari hari.
Kucoba kirim pesan, walau hati berdebar,
Namun jemari membeku, ragu menggelegar.

Akhirnya kuurungkan, niat yang membara,
Biarlah cinta ini, menjadi rahasia.
Terpendam dalam kode, tak terungkap selamanya,
Jejak algoritma di jemari, cinta tak terkirimkan selamanya.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI