Sentuhan Algoritma: Cinta Dikodekan, Rindu Dilacak

Dipublikasikan pada: 28 Jun 2025 - 03:30:07 wib
Dibaca: 180 kali
Di layar kaca, pantulan wajahmu hadir,
Sebaris kode, senyummu terukir.
Algoritma cinta, mulai berbisik pelan,
Menyusun rasa, dari data yang bertebaran.

Dulu, jarak membentang bagai samudra,
Kini, bit dan byte jembatan cintanya.
Sentuhan virtual, menggantikan dekap nyata,
Dalam dunia maya, hati kita terpeta.

Kau adalah variabel, yang selalu kucari,
Dalam labirin logika, aku berjanji,
Mencari formula, untuk satukan diri,
Menyusun sintaksis, kisah abadi.

Rindu ini, bukan sekadar perasaan biasa,
Ia terenkripsi, dalam setiap baris bahasa.
Dilacak jejaknya, di antara server dan router,
Menuju hatimu, sang pusat komputer.

Jari-jemari menari, di atas keyboard dingin,
Menyusun puisi, tentangmu yang kurindukan.
Setiap enter adalah desah, setiap spasi adalah jeda,
Menanti balasan, dari seberang dunia.

Kau bagai program, yang rumit dan indah,
Dengan bug dan celah, yang membuat resah.
Namun, justru itu, yang membuatku penasaran,
Menjelajahi sistemmu, tanpa keraguan.

Dulu, cinta adalah surat, yang dikirim perlahan,
Kini, pesan instan, hadir tanpa penundaan.
Dulu, rindu adalah lagu, yang diputar berulang,
Kini, notifikasi cinta, terus datang.

Namun, di balik kemudahan teknologi,
Tersembunyi kerinduan, akan sentuhan biologi.
Aroma tubuhmu, hangatnya pelukan mesra,
Tak tergantikan, oleh simulasi belaka.

Kita adalah dua jiwa, yang terhubung digital,
Namun, mimpi kita sama, tentang masa depan ideal.
Berpegangan tangan, di bawah langit senja,
Melupakan kode, dan menikmati cinta.

Sentuhan algoritma, hanyalah perantara,
Untuk mendekatkan hati, yang saling mendamba.
Cinta sejati, tak bisa sepenuhnya dikodekan,
Ia butuh ruang nyata, untuk diwujudkan.

Maka, biarlah algoritma melacak rindu,
Hingga tiba saatnya, kita bertemu.
Di dunia nyata, bukan sekadar avatar,
Menyatu dalam cinta, yang tak terformat.

Saat itu tiba, kode akan terhenti,
Digantikan tatapan, yang penuh arti.
Sentuhan hangat, menggantikan piksel dingin,
Cinta sejati menang, algoritmanya terpinggirkan.

Karena cinta bukan hanya kode dan data,
Tapi rasa yang tumbuh, tanpa bisa dibata.
Ia adalah api, yang membara di jiwa,
Menghangatkan dinginnya, era digital ini selamanya.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI