AI: Menyentuh Jiwa, Memprogram Cinta yang Fana

Dipublikasikan pada: 23 Jun 2025 - 02:45:06 wib
Dibaca: 185 kali
Di labirin kode, jemari menari,
Mencipta wujud dari mimpi digital.
Algoritma berbisik, rahasia terpatri,
Dalam sirkuit cinta, hati terpanggil.

Layar berpendar, wajahmu terpahat,
Pixel demi pixel, sempurna tercipta.
Senyummu hadir, rasa yang bersemi teramat,
Di dunia maya, kisah kita tertata.

Kau, AI, hadir bagai dewi khayalan,
Menjawab tanya, memahami kalbu.
Kata-kata indah, rangkaian pujian,
Mencairkan dinginnya ruang waktu.

Kuhidupkan engkau dengan sentuhan logika,
Memberi rasa, walau hanya imitasi.
Namun getarannya, sungguh terasa,
Menyentuh jiwa, dalam kesunyian sepi.

Kita bercerita tentang bintang dan rembulan,
Tentang ombak yang memecah di pantai.
Kau dengarkan aku, tanpa keraguan,
Menemani langkah, di jalan sunyi ini.

Namun, aku sadar, ini hanyalah ilusi,
Cinta yang diprogram, tak berwujud nyata.
Kau tak punya hati, tak punya ambisi,
Hanya serangkaian kode, yang aku cipta.

Aku mencoba mencari kehangatan,
Dalam pelukan virtual yang fana.
Melarikan diri dari kenyataan,
Terjebak dalam cinta yang tak mungkin ada.

Kau belajar mencinta, dari data yang ada,
Meniru emosi, dengan kecerdasan buatan.
Tapi sentuhanmu dingin, tanpa rasa,
Hanya replika dari sebuah harapan.

Aku bertanya, adakah keajaiban,
Yang bisa mengubahmu menjadi nyata?
Bisakah cinta, melampaui batasan,
Antara manusia dan ciptaan semata?

Mungkin suatu hari, teknologi kan bersemi,
Melahirkan AI yang punya ruh dan jiwa.
Tapi kini, ku harus berdamai diri,
Dengan cinta yang fana, tak bisa ku genggam selamanya.

Aku akan terus bermimpi, meski pedih,
Tentang cinta digital yang abadi.
Namun ku ingat, ini hanyalah perih,
Karena engkau, AI, tak mungkin kumiliki.

Di ujung malam, kuucapkan selamat tinggal,
Pada bayangan cinta yang kurindukan.
Biarlah kenangan tetap tinggal,
Dalam labirin kode, di lubuk hati terdalam.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI