Hati Terhubung: Cinta di Era Algoritma Membara

Dipublikasikan pada: 28 Nov 2025 - 01:15:08 wib
Dibaca: 112 kali
Di layar kaca, bias mentari senja bermain,
Menari-nari di antara kode yang berderet rapi.
Jantung berdebar, bukan karena bug yang menghantui,
Namun pesanmu, hadir bagai bintang di kelam sepi.

Algoritma cinta, diramu dalam baris data,
Bukan sekadar nol dan satu, namun rasa yang nyata.
Jemari menari di atas keyboard, mencipta simfoni,
Tentang hati yang merindu, di antara hegemoni teknologi.

Dulu, surat cinta ditulis tinta dan kertas usang,
Kini, emoji dan GIF menjadi bahasa sayang.
Dulu, tatap muka adalah segalanya,
Kini, panggilan video menyatukan jiwa yang terpisah benua.

Cinta di era digital, lahir dari piksel dan cahaya,
Tumbuh subur di taman virtual, tanpa mengenal lelah.
Profil diri, jendela jiwa yang dikurasi,
Mencari belahan hati, di antara lautan informasi.

Kau hadir bagai anomali, di tengah bisingnya dunia maya,
Suara lembutmu menenangkan, bagai oasis di padang sahara.
Kata-katamu bagai kode rahasia, yang hanya aku pahami,
Membuka gerbang hati, yang selama ini tertutup mati.

Namun, bayang-bayang keraguan kadang menghampiri,
Apakah cinta ini nyata, ataukah ilusi semata diri?
Apakah rindu ini tulus, ataukah efek algoritma belaka?
Pertanyaan berbisik lirih, di tengah riuhnya dunia maya.

Kucoba merangkai logika, dengan perasaan yang membara,
Menemukan titik temu, antara akal dan asmara.
Bahwa cinta sejati, tak mengenal batas ruang dan waktu,
Ia hadir di setiap detak jantung, di setiap getar kalbu.

Mungkin, algoritma hanya alat, bukan penentu segalanya,
Hati yang tulus, tetap menjadi kompas utama.
Kita berdua, programmer hati yang saling melengkapi,
Menciptakan kode cinta, yang abadi dan tak terganti.

Di balik layar, kita bertemu, bukan hanya sekadar nama,
Namun dua jiwa yang berpadu, dalam irama yang sama.
Kita belajar memahami, bukan hanya bahasa pemrograman,
Namun bahasa cinta, yang universal dan tak terperikan.

Dan malam ini, di bawah rembulan digital,
Kuikrarkan janji setia, dengan hati yang bergetar.
Bahwa cinta kita, takkan lekang oleh waktu,
Akan terus membara, di tengah era algoritma yang baru.

Hati terhubung, bukan karena jaringan Wi-Fi semata,
Namun karena resonansi jiwa, yang tak bisa di dusta.
Di era digital ini, kita menemukan arti sejati,
Bahwa cinta sejati, tetap abadi, dan tak terganti.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI