Di layar jiwa, wajahmu terpampang nyata,
Pixel demi pixel, rindu kurakit semula.
Dulu, jemari menari di atas keyboard cinta,
Kini, algoritma hati merana, pilu tanpa jeda.
Retweet cinta, dulu riuh berbalas sapa,
Kini, sunyi senyap, tak ada notifikasi mesra.
Dinding virtual memisahkan kita berdua,
Padahal, dulu janji terucap, setia selamanya.
Sentuhanmu hilang sinyal, jejaknya memudar,
Di balik kode biner, kenangan bertebaran liar.
Dulu, hangat napasmu terasa di telinga,
Kini, hanya gema bisu, memanggil namamu hampa.
Kucoba dekripsi setiap pesan yang kau kirimkan,
Mencari celah harapan, di antara barisan kelam.
Namun, enkripsi hatimu terlalu rumit kutemukan,
Terjebak dalam labirin virtual, seorang diri tenggelam.
Kau bangun firewall tinggi, tak bisa ditembus lagi,
Padahal, dulu hatimu terbuka, tanpa proteksi diri.
Adakah virus amnesia yang menyerang memori?
Hingga lupa semua janji, terukir abadi di hati.
Kubuka program debug, mencari akar masalah,
Mungkin ada bug cinta yang perlu segera diperbaiki.
Kutelusuri setiap log file, berharap menemukan celah,
Namun, hanya jejak digital dingin, tak berdaya kutaklukkan.
Dulu, emoticon senyummu menghiasi chat mesra,
Kini, emoji sedih mendominasi layar maya.
Kau update status galau, membuatku bertanya-tanya,
Adakah ruang bagiku di hatimu, walau hanya secercah cahaya?
Kucoba kirimkan pesan singkat, berharap kau membaca,
Namun, pesan itu hanya centang satu, tak berbalas sapa.
Mungkin kau sedang offline, atau sengaja menghindar saja,
Membiarkanku terombang-ambing, di lautan rindu yang membara.
Algoritma hati ini terasa usang dan ketinggalan zaman,
Tak mampu bersaing dengan rayuan gombal para netizen.
Mungkin aku harus upgrade diri, belajar jadi lebih keren,
Agar bisa merebut kembali hatimu, yang kini telah berpaling ke lain.
Namun, di balik layar, hatiku tetap berbisik lirih,
Mengingat masa indah, saat kita saling memuja dan memuji.
Mungkin suatu saat nanti, sinyal cinta akan kembali jernih,
Dan algoritma hati kita akan kembali sinkron, abadi.
Hingga saat itu tiba, aku akan terus menunggu,
Di balik layar virtual, menanti notifikasi cintamu.
Walau sentuhanmu hilang sinyal, rindu ini takkan layu,
Karena cinta sejati, takkan pernah lekang dimakan waktu.