Aplikasi Kencan AI: Sentuhan yang Diprediksi, Cinta yang Valid?

Dipublikasikan pada: 18 Jun 2025 - 00:15:09 wib
Dibaca: 191 kali
Algoritma kalbu, berbaris rapi,
Di layar kaca, wajah-wajah terpilih.
Sebuah aplikasi, janji dicetak murni,
Sentuhan diprediksi, kisah hendak terukir.

Jari menari, memilih dan memilah,
Profil tersaji, bak etalase jiwa.
Hobi, impian, bahkan aroma senja,
Terangkum ringkas, dalam bait aksara.

Cinta yang valid? Pertanyaan membara,
Di balik kode, di balik daya pikat.
Apakah emosi bisa direkayasa,
Ataukah hati, tetaplah wilayah hakikat?

Kupilih satu, yang mata sayunya teduh,
Deskripsi dirinya, serupa senandung rindu.
Kuklik ikon hati, berharap tersentuh,
Oleh gelombang yang sama, di frekuensi kalbu.

Notifikasi berdering, tanda bersambut,
Kupu-kupu digital, berterbangan riuh.
Percakapan dimulai, perlahan merebut,
Ruang pikiranku, dari sepi yang keruh.

Kata-kata tertata, penuh pertimbangan,
Emoji bertebaran, menggantikan sentuhan.
Aku bertanya-tanya, di balik ketikan,
Adakah kejujuran, atau sekadar permainan?

Kisah virtual ini, terasa begitu nyata,
Senyum dan tawa, mengalir tanpa jeda.
Namun bayangan keraguan, tetap menggoda,
Apakah ini cinta, atau sekadar fatamorgana?

Tanggal kopi maya, disepakati segera,
Avatar bertemu, di ruang obrolan maya.
Tawa berderai, obrolan semakin mesra,
Namun sentuhan absen, terasa hampa belaka.

Waktu berlalu, perasaan kian mendalam,
Aku terbuai, dalam dekapan ilusi nyaman.
Namun logika berkata, dengan nada seram,
"Ini hanya simulasi, jangan sampai tenggelam."

Akhirnya tiba saatnya, untuk bertemu nyata,
Melampaui layar, melampaui kata-kata.
Debar jantungku, berpacu tak terkira,
Antara harapan dan ketakutan, bercampur aduk rasa.

Dia datang, sosoknya sama persis di foto,
Senyumnya hangat, mata sayunya teduh.
Namun ada yang berbeda, sesuatu yang kosong,
Di balik tatapannya, terasa begitu jauh.

Percakapan mengalir, namun terasa kaku,
Tidak sehangat dulu, tidak seromantis waktu.
Ada jarak yang tercipta, begitu pilu,
Antara ekspektasi, dan kenyataan yang membiru.

Aplikasi kencan, telah mempertemukan kami,
Namun cinta sejati, tak bisa diprediksi.
Algoritma mungkin tepat, namun tak memahami,
Kerumitan hati, yang tak terdefinisi.

Mungkin, sentuhan yang diprediksi, hanya alat semata,
Untuk mencari jalan, menuju cinta yang nyata.
Valid atau tidak, biarlah waktu menjawabnya,
Karena cinta sejati, takkan pernah berbohong rasa.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI