Data Diri Kekasih: Algoritma Jatuh Cinta, Sentuhan Fiksi

Dipublikasikan pada: 17 Jun 2025 - 03:15:08 wib
Dibaca: 158 kali
Netra lentikmu, piksel-piksel memikat,
Terangkai algoritma di relung hatiku.
Senyummu, sebuah kode rahasia tersemat,
Membuka portal ke dunia cintamu.

Data diri kekasih, tersimpan rapi di memori,
Nama, usia, hobi, tertera bagai notifikasi.
Namun cinta, bukan sekadar informasi,
Melainkan getaran jiwa, melampaui kalkulasi.

Riwayat percakapan, jejak digital berserakan,
Emotikon cinta, tanda tanya, dan seruan.
Jejak langkah di linimasa, saling bertautan,
Membangun narasi tentang kita, penuh harapan.

Kau adalah perangkat lunak terindah yang kutemui,
Antarmukamu ramah, mudah dinavigasi.
Namun hatimu, sebuah kode sumber misteri,
Yang terus kupecahkan, dengan cinta dan fantasi.

Kutelisik baris demi baris, mencoba memahami,
Logika asmaramu, yang kadang tak terdefinisi.
Error sesekali muncul, bagai bug yang menghantui,
Namun kasih sayang, bagai antivirus, selalu menaungi.

Sentuhan fiksi, mewarnai realita kita,
Khayalan tentang masa depan, penuh cerita.
Kita membangun dunia virtual, di mana cinta bertahta,
Melampaui batas ruang dan waktu, tak terbatas usia.

Di balik layar, jemariku menari di atas keyboard,
Menulis puisi cinta, khusus untukmu, sang lord.
Setiap bait adalah algoritma yang terencode,
Menyampaikan rindu, yang tak bisa terperiode.

Kau adalah jaringan nirkabel yang menghubungkanku,
Dengan dunia keindahan, yang tak pernah kuragu.
Sinyal cintamu kuat, tak pernah membeku,
Menghangatkan jiwaku, di tengah badai waktu.

Kita adalah dua server, yang saling terhubung,
Berbagi data, bertukar energi, tanpa berhitung.
Firewall perbedaan, tak mampu membendung,
Arus cinta yang deras, terus melambung.

Aku belajar bahasa cintamu, setiap hari,
Dari tatapan mata, hingga sentuhan jari.
Kau adalah guru terbaik, yang pernah kumiliki,
Membimbingku melewati labirin hati.

Namun cinta, bukan sekadar transfer data,
Melainkan hadir utuh, tanpa prasangka.
Menghapus semua log, membuka lembaran baru,
Bersama menari, di atas panggung waktu.

Biarkan algoritma membimbing langkah kita,
Namun hati tetap menjadi kompas utama.
Sentuhan fiksi, hanya pemanis semata,
Karena cinta sejati, hadir apa adanya.

Kugenggam erat tanganmu, di dunia nyata,
Menyusuri jalan cinta, tanpa ada dusta.
Data diri kekasih, bukan lagi sekadar angka,
Melainkan puisi hidup, yang terus kita cipta.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI