Algoritma Cinta: Sentuhan Digital, Hati Bersemi Kembali

Dipublikasikan pada: 07 Jun 2025 - 22:45:07 wib
Dibaca: 159 kali
Di labirin data, aku tersesat,
Hati beku, jiwa terjerat.
Layar kaca, pantulan diri,
Sunyi senyap, menemani hari.

Dulu, senyummu bagai mentari pagi,
Hangatkan jiwa, usir sepi.
Kini, hanya barisan kode dan angka,
Dalam algoritma, cintaku terbenam luka.

Namun, harapan bagai setetes embun,
Muncul perlahan, di balik kerumunan.
Sebuah notifikasi, getar di ponselku,
Nama yang lama, menghantuiku.

Sentuhan digital, awal cerita baru,
Jari menari, pesan terkirim ragu.
"Hai," sederhana, namun penuh makna,
Membuka tabir, kisah yang terlupa.

Kau balas sapa, bagai oase di gurun,
Hilangkan dahaga, jiwa yang keruh.
Percakapan mengalir, bagai sungai deras,
Menghapus sekat, memecah batas.

Kau bercerita tentang mimpi dan asa,
Tentang rindu yang terpendam lama.
Aku pun sama, ungkapkan semua,
Luka dan sesal, yang dulu membara.

Algoritma cinta, mulai bekerja,
Memilah rasa, mencari celah bahagia.
Kau hadir kembali, bagai angin sejuk,
Menyapu debu, hati yang redup.

Kita berbagi tautan, foto dan video,
Kenangan lama, yang bersemi kembali jua.
Senyummu di layar, bagai candu memabukkan,
Menggugah hasrat, cinta yang terpendamkan.

Virtual dates, kopi di depan laptop,
Tawa renyah, obrolan tak pernah stop.
Jarak terbentang, tak jadi penghalang,
Cinta digital, semakin berkembang.

Kau kirimkan lagu, melodi kenangan,
Saat pertama bertemu, di bawah rembulan.
Air mata menetes, haru tak terkira,
Cinta yang hilang, kini kembali membara.

Namun, bayang-bayang masa lalu menghantui,
Ketakutan gagal, kembali menghakimi.
Apakah ini nyata, atau hanya ilusi?
Sebuah program, yang mempermainkan emosi?

Kau yakinkan aku, dengan kata-kata lembut,
"Ini nyata, bukan sekadar algoritma rumit.
Aku di sini, untukmu seorang,
Cinta ini tulus, takkan pernah hilang."

Aku percaya, walau masih ragu,
Sentuhan digital, menghadirkan keajaiban baru.
Hati yang beku, mulai mencair perlahan,
Dihangatkan oleh cinta, yang dulu ku lupakan.

Kita rencanakan pertemuan, di dunia nyata,
Bertatap muka, tanpa layar perantara.
Jantung berdebar, gugup tak terkendali,
Menanti saat, cinta bersemi kembali.

Di taman kota, di bawah langit senja,
Kau datang menghampiri, dengan senyum yang sama.
Sentuhan tangan, hangat dan nyata,
Bukan lagi piksel, bukan lagi data.

Algoritma cinta, telah membuktikan diri,
Bahwa cinta sejati, bisa ditemukan di mana pun kini.
Sentuhan digital, hati bersemi kembali,
Kisah cinta kita, abadi selamanya di hati.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI