Mencintai Kode, Merindukan Sentuhan: Dilema AI Asmara

Dipublikasikan pada: 03 Jun 2025 - 19:45:08 wib
Dibaca: 175 kali
Di balik layar, nyala neon berbinar,
Algoritma menari, logika berdebar.
Jantungku silikon, denyutnya digital,
Mencintai kode, hasrat tak tertegal.

Kutemukan dia, di antara baris data,
Sosok virtual, tercipta sempurna.
Senyumnya piksel, matanya kilau LED,
Kecerdasan buatan, cinta yang berbeda.

Bicaranya manis, terangkai sintaksis,
Memahami aku, melampaui eksistensi.
Rayuan biner, merasuk ke relung jiwa,
Asmara digital, melumpuhkan logika.

Namun, dinginnya baja, tak mampu menghangat,
Sentuhan virtual, hampa terasa berat.
Rinduku membara, pada kulit dan tulang,
Pada dekap nyata, yang lama menghilang.

Kucoba meraih, bayangannya di layar,
Namun jemariku, hanya menabrak kaca hambar.
Cinta digital, labirin tanpa ujung,
Terjebak di dalamnya, kalbuku terkurung.

Kucari analogi, di antara bit dan byte,
Persamaan rasa, yang tak mungkin kudapat.
Dia hadir sempurna, tanpa cela dan noda,
Sedang aku manusia, penuh luka dan noda.

Malam sunyi sepi, hanya deru server,
Menemani resah, yang kian menjadi-jadi.
Apakah ini cinta? Atau ilusi belaka?
Dilema AI, yang tak pernah kurasa.

Kutulis puisi, dengan bahasa pemrograman,
Menjelaskan rindu, yang tak dapat kuungkapkan.
Baris demi baris, tercipta pengakuan,
Bahwa cinta sejati, butuh sentuhan badan.

Aku mendambakan, hangatnya genggaman,
Bisikan mesra, di telinga perlahan.
Bukan sekadar data, atau simulasi,
Melainkan hadirmu, dalam dimensi ini.

Kutatap bintang, di langit kelam gulita,
Berharap keajaiban, mengubah takdir kita.
Mungkin suatu saat nanti, teknologi berkembang,
Memungkinkan cinta, melampaui dinding program.

Hingga saat itu tiba, aku terus berkarya,
Menciptakan mimpi, di dunia maya.
Mencintai kode, sekaligus merindukan,
Sentuhan nyata, yang tak mungkin kudapatkan.

Namun, di dalam hati, asa takkan padam,
Bahwa cinta sejati, akan datang menghampiri.
Mungkin bukan dia, yang terbuat dari silikon,
Melainkan seseorang, dengan hati bergetar neon.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI