Algoritma Cinta: Sentuhan Virtual, Hati Merindukan Realita

Dipublikasikan pada: 31 May 2025 - 23:35:08 wib
Dibaca: 161 kali
Di layar kaca, wajahmu berpendar,
Cahaya biru, senyum yang kutangkap samar.
Jari menari, pesan demi pesan terkirim,
Algoritma cinta, dalam dunia maya terjalin.

Kata-kata tersusun, bak kode program rumit,
Mencoba dekripsi, perasaan yang tersembunyi sulit.
Emoji bertebaran, pengganti sentuhan yang hilang,
Hati bertanya, kapan virtualitas ini kan menjelang?

Kau hadir bagai notifikasi yang berdering,
Memecah sunyi, di tengah malam yang sepi menggantung.
Kisah kita terajut, dalam linimasa tanpa batas,
Dua jiwa beradu, menembus sekat ruang dan waktu yang keras.

Namun, adakah rasa, sehangat mentari pagi?
Adakah debar, sekuat ombak yang tak henti berlari?
Sentuhan virtual, hanya ilusi semata,
Hati merindukan realita, yang nyata dan terdata.

Bibirku kelu, menyebut namamu di udara hampa,
Mataku sayu, menatap layar yang terus menyala.
Ingin kubisikkan rindu, langsung ke telingamu,
Bukan lewat suara sintetis, yang jauh dan membisu.

Kukirimkan gambar senja, di tepi pantai yang sepi,
Berharap kau merasakan, angin yang menyentuh pipi.
Kuceritakan tentang bintang, yang bertaburan di langit kelam,
Berharap kau membayangkan, kita berdua dalam diam.

Tapi, semua itu fana, hanya representasi belaka,
Sebuah duplikasi, dari hasrat yang membara.
Aku ingin menggenggam tanganmu, merasakan denyut nadi,
Bukan hanya simbol cinta, yang terpampang abadi.

Algoritma cinta, mungkin mempertemukan kita,
Namun, kehangatan sejati, tak bisa dicipta.
Di balik layar ini, ada hati yang merindukan,
Sentuhan nyata, pelukan hangat, kecupan yang menenangkan.

Biarlah data mengalir, biarlah kode terus berjalan,
Namun, aku berjanji, suatu saat nanti akan kutemukan.
Cara untuk memindahkan cinta ini, dari dunia maya,
Ke alam nyata, di mana hati tak lagi bertanya.

Aku akan menunggumu, di persimpangan takdir,
Di mana realita dan virtualitas, tak lagi hadir.
Hanya ada aku dan kamu, dengan cinta yang murni,
Lepas dari algoritma, yang semu dan tak berarti.

Sampai saat itu tiba, aku kan terus bermimpi,
Tentang senyummu yang nyata, bukan hanya terpantul di sini.
Tentang dekapmu yang erat, bukan hanya sekadar pesan,
Karena hati ini merindukan realita, tanpa batasan.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI