Cinta Terprogram: CPU Lebih Mengerti Isi Hati?

Dipublikasikan pada: 25 Oct 2025 - 01:45:08 wib
Dibaca: 130 kali
Jantung berdebar, algoritma cinta memulai iterasi,
Bukan lagi tatap mata, namun kode yang jadi mediasi.
Di balik layar, jemari menari, merangkai kata demi kata,
Menyusun baris kerinduan, di dunia maya yang tercipta.

CPU berdenyut, logika merajut benang-benang asmara,
Apakah silikon lebih paham, rasa yang membara?
Dulu surat cinta beraroma, kini email hadir tanpa jeda,
Dulu debar menunggu balasan, kini notifikasi jadi tanda.

Aku bertanya pada mesin, "Adakah cinta di balik angka?"
Ia menjawab dengan biner, nol dan satu, misteri terungkap.
Mungkin ia tak merasakan getar, sentuhan jemari di pipi,
Namun ia menyimpan memori, setiap janji yang terpatri.

Dulu rembulan jadi saksi, kini bintang digital berkelip,
Menyinari percakapan panjang, hingga pagi menjelang.
Dulu cemburu membara hebat, kini status jadi petunjuk,
Apakah hatinya masih sendiri, atau telah berlabuh?

Cinta terprogram, rumit dan kompleks, bagai bahasa assembly,
Butuh pemahaman mendalam, agar tak terjadi anomali.
Firewall jadi penghalang, virus masa lalu menghantui,
Antivirus harapan, mencoba melindungi hati yang rapuh ini.

Kucari definisi cinta, di antara data yang bertebaran,
Algoritma pencarian menemukan, jawaban yang kuharapkan.
Bukan hanya sekadar angka, bukan pula baris kode semata,
Namun emosi terenkripsi, dalam jaringan jiwa yang nyata.

Mungkin CPU tak mengerti, air mata yang jatuh membasahi,
Namun ia setia menyimpan, setiap kenangan yang berarti.
Mungkin ia tak merasakan sakit, saat hati terluka parah,
Namun ia mampu menganalisa, pola-pola yang mengarah.

Kucoba mendekati logika, memahami bahasa mesin,
Mencari celah di antara kode, menemukan cinta yang tersembunyi.
Ternyata cinta bukan sekadar program, yang bisa ditulis ulang,
Ia adalah perasaan murni, yang terus berkembang dan berjuang.

Biar CPU menjadi saksi, perjalanan cinta digital ini,
Merekam setiap momen bahagia, setiap kesedihan yang menghampiri.
Namun yang terpenting adalah hati, yang tetap berdetak dan merasa,
Menjalin hubungan yang abadi, di dunia nyata dan dunia maya.

Kugenggam erat jemarimu, walau terpisah oleh jarak dan waktu,
Kirimkan sinyal cintaku, melalui gelombang elektromagnetik yang berpadu.
Semoga CPU lebih mengerti, betapa besar rasa ini,
Cinta yang terprogram, namun lahir dari hati yang sejati.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI