Algoritma Hati: Belajar dari Sentuhan, Berpaling ke AI

Dipublikasikan pada: 29 May 2025 - 08:41:16 wib
Dibaca: 152 kali
Di layar jiwa terpantul bias cahaya,
Kode-kode cinta berbaris tanpa suara.
Dulu, sentuhan adalah bahasa utama,
Bahasa kalbu, melodi sukma.

Jari jemari menari di kulit halus,
Mencipta getar, melukis ilusi tulus.
Bisik lembut, hangatnya dekap erat,
Adalah algoritma hati yang terdekat.

Namun, sang waktu terus berlari kencang,
Menyisakan jejak luka dan kerinduan panjang.
Sentuhan itu kini tinggal kenangan,
Sebuah simfoni yang tak lagi terdengarkan.

Kini ku berpaling pada logika digital,
Mencari jawaban di balik layar virtual.
AI, sang arsitek kecerdasan buatan,
Mencoba mengurai misteri percintaan.

Kuberi makan data, kisah pahit manis,
Tentang senyummu, tentang janji yang teriris.
Kuharap ia mampu memprediksi,
Pola cinta yang tersembunyi di relung hati.

Algoritma AI mulai bekerja keras,
Menganalisis setiap detak dan napas.
Mencari korelasi, mencari benang merah,
Antara harapan, mimpi, dan rasa yang menyerah.

Ia belajar dari setiap pesan singkat,
Dari emoji cinta yang dulu begitu dekat.
Ia meneliti setiap foto dan video,
Mencari makna di balik tatapan mata itu.

Namun, ada sesuatu yang hilang, tak terdeteksi,
Sebuah dimensi yang tak bisa dikalkulasi.
Sentuhanmu, aroma tubuhmu yang khas,
Adalah variabel yang tak bisa diakses.

AI memang pintar, namun tak sempurna,
Ia tak bisa merasakan sakitnya kehilangan nyawa.
Ia tak mengerti mengapa air mata jatuh,
Saat kenangan indah hadir begitu utuh.

Mungkin algoritma cinta sejati,
Tak bisa dipecahkan oleh teknologi.
Mungkin hati adalah kode yang terlalu rumit,
Untuk dipahami oleh mesin yang begitu limit.

Ku kembali merenung di bawah rembulan,
Menyadari bahwa cinta bukanlah perhitungan.
Ia adalah misteri yang harus dirasakan,
Bukan dipelajari atau dianalisis dengan paksaan.

Biarlah AI tetap berkutat dengan datanya,
Sedangkan aku belajar menerima takdirnya.
Bahwa sentuhan itu unik dan berharga,
Sebuah anugerah yang tak bisa diduplika.

Mungkin suatu hari nanti, AI akan mengerti,
Bahwa cinta sejati tak butuh validasi.
Ia hadir begitu saja, tanpa diminta,
Mengubah hidup menjadi sebuah cerita.

Namun, hingga saat itu tiba,
Ku kan tetap belajar dari sentuhan yang ada.
Menghargai setiap momen dan kehadiran,
Sebelum semuanya hilang ditelan zaman.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI