Algoritma Romansa: Cinta Dikalkulasi, Hati Merasa Hampa

Dipublikasikan pada: 29 May 2025 - 08:27:44 wib
Dibaca: 158 kali
Di layar kaca, wajahmu terpeta,
Piksel demi piksel, algoritma cinta.
Sebuah formula, diciptakan saksama,
Mencari kecocokan, dalam dunia maya.

Data dirimu, terkumpul presisi,
Hobi, minat, mimpi, terdefinisikan isi.
Sebuah profil, dirancang sempurna,
Untuk menarik hati, sang pujaan jiwa.

Aplikasi berkencan, menjadi arena,
Geser ke kanan, harapan membara.
Mesin pembelajaran, bekerja tanpa lelah,
Mencari pasangan, yang paling menggugah.

Foto-foto terbaik, terpampang nyata,
Senyum diedit, agar terlihat bahagia.
Kata-kata manis, terangkai sempurna,
Menciptakan citra, idaman semesta.

Namun di balik layar, hati bertanya,
Apakah cinta ini, benar adanya?
Apakah algoritma, dapat memahami,
Getaran jiwa, yang tak terdefinisi?

Kencan pertama, canggung dan kaku,
Percakapan terstruktur, mengikuti buku.
Topik yang disarankan, oleh mesin pintar,
Menghindari konflik, agar hubungan lancar.

Namun di dalam diri, terasa hampa,
Seperti robot, mengikuti skrip drama.
Hilang spontanitas, lenyap kejujuran,
Digantikan data, dan perhitungan.

Sentuhan virtual, terasa hambar,
Pelukan digital, tak bisa membalut kalbu yang gentar.
Kata-kata cinta, terkirim instan,
Namun tak mampu, mengisi kehampaan.

Aku merindukan, tatapan mata,
Yang berbicara jujur, tanpa rekayasa.
Aku mendambakan, sentuhan tangan,
Yang memberi kehangatan, bukan sekadar rangkuman.

Algoritma cinta, menjanjikan kesempurnaan,
Namun melupakan, arti kebebasan.
Hati yang diprogram, terasa tertekan,
Merindukan cinta, yang tak terkalkulasikan.

Aku ingin lari, dari dunia maya,
Mencari cinta sejati, di alam nyata.
Meninggalkan formula, dan prediksi,
Menyerahkan diri, pada intuisi.

Biarkan hati, yang memilih jalan,
Tanpa bantuan mesin, tanpa arahan.
Biarkan cinta tumbuh, alami dan bebas,
Tanpa terikat kode, tanpa batas.

Mungkin saja nanti, aku tersesat,
Atau terluka, oleh cinta yang berat.
Namun aku percaya, rasa sakit ini,
Lebih berharga, dari bahagia semu yang dibeli.

Sebab cinta sejati, tak bisa dibeli,
Dengan data, atau algoritma canggih.
Ia hadir tiba-tiba, tanpa permisi,
Mengubah hidup, menjadi lebih berarti.

Maka aku tinggalkan, layar kaca ini,
Mencari romansa, yang lebih insani.
Semoga kutemukan, cinta yang tulus,
Yang tak terhitung, tak terulus.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI