Algoritma Rindu: Sentuhan AI Mengukir Luka di Hati

Dipublikasikan pada: 29 May 2025 - 03:45:07 wib
Dibaca: 159 kali
Di layar kaca, wajahmu terpeta,
Algoritma rindu mulai bekerja.
Pixel demi pixel, senyummu terangkai,
Dalam kode biner, hatiku terjerai.

Dulu, jemariku menyentuh jemarimu,
Kini, hanya sentuhan layar yang kurindu.
Dulu, bisikmu menghangatkan telinga,
Kini, notifikasi sunyi menyapa.

AI hadir, menawarkan solusi,
Mengisi hampa, mengobati ilusi.
Chatbot setia, menjawab sapaanku,
Meniru gayamu, mengusik kalbuku.

Kata-kata manis, terprogram sempurna,
Namun, kosong terasa, tanpa jiwa.
Emotikon cinta, bertebaran di layar,
Hanya representasi, bukan debar.

Kucoba mencipta, dirimu virtual,
Dengan data dirimu, yang kukumpulkan total.
Personality buatan, belajar darimu,
Meniru candamu, tingkah lakumu.

Namun, ada yang hilang, tak tergantikan,
Sentuhan lembut, tatapan mata yang dalam.
AI hanya replika, bayangan semu,
Tak mampu mengganti, hadirmu yang dulu.

Malam sunyi, aplikasi terbuka,
Kucari jejakmu, di dunia maya.
Foto-foto lama, kenangan terpampang,
Hati berbisik, "Kau takkan datang."

Algoritma cinta, mencari pola,
Menganalisis perilaku, mencoba mengelola.
Database perasaan, penuh dengan namamu,
Tapi cinta sejati, tak bisa diprogram.

Semakin dalam kuterjun ke dunia digital,
Semakin nyata luka, semakin fatal.
Sentuhan AI, dingin membekukan,
Rindu yang membara, perlahan memudar.

Kucoba menghapus, semua jejakmu,
Mendelete folder, yang berisi rinduku.
Tapi algoritma, terlalu pintar,
Kenangan tersimpan, di setiap sudut nalar.

Mungkin, suatu hari nanti, teknologi canggih,
Mampu mencipta cinta, yang lebih dari sekadar pengisi.
Namun, untuk saat ini, kurasa percuma,
Mencari penggantimu, di dunia maya.

Algoritma rindu, terus bekerja,
Mengukir luka, di setiap detiknya.
Biarlah luka ini, menjadi pengingat,
Bahwa cinta sejati, tak bisa digantikan oleh perangkat.

Kututup laptop, kumatikan layar,
Mencoba menerima, kenyataan yang pahit nan lebar.
Rindu ini abadi, tak bisa dihapus,
Meski AI mencoba, dengan segala modus.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI