Peretas Hati: Mencuri Cinta dari Algoritma yang Salah

Dipublikasikan pada: 29 May 2025 - 07:26:41 wib
Dibaca: 169 kali
Hujan digital menderas di layar apartemen Kiara. Bukan hujan air yang membasahi aspal, melainkan deretan kode biner yang meluncur cepat, mencerminkan gundah yang bergejolak di hatinya. Kiara, seorang peretas etis ternama, biasanya menikmati tarian rumit algoritma dan celah keamanan. Namun, malam ini, tujuannya berbeda. Ia tidak sedang mencari lubang di sistem keamanan bank, melainkan mencari celah di aplikasi kencan bernama "SoulMatch," aplikasi yang mengklaim dapat menemukan pasangan jiwa berdasarkan algoritma kompleks.

Kiara mendengus. Cinta, bagi Kiara, seharusnya tak sesederhana deretan angka dan variabel. Namun, temannya, Anya, bersikeras bahwa SoulMatch adalah cara terbaik untuk menemukan seseorang di tengah kesibukannya yang padat. Anya, yang kini tengah berbahagia dengan pasangannya yang ia temukan melalui aplikasi itu, terus-menerus mendorong Kiara untuk mencobanya. Kiara akhirnya luluh, mendaftar, dan mengisi profilnya dengan jujur. Hasilnya? Nol besar.

Algoritma SoulMatch menolak Kiara. Ia tidak cocok dengan siapapun. Profilnya dianggap terlalu "kompleks" dan "tidak konvensional." Bagi Kiara, ini adalah penghinaan. Ia bukan tidak laku, ia hanya… berbeda. Dan perbedaan itu membuatnya semakin penasaran. Apa yang salah dengan algoritmanya? Di mana letak kesalahannya?

Dengan jemari lincah, Kiara mulai meretas SoulMatch. Bukan untuk mencuri data pengguna, melainkan untuk memahami cara kerja algoritma pencarian jodoh itu. Ia ingin tahu kriteria apa yang dianggap ideal oleh sistem ini. Berjam-jam ia berkutat dengan kode, menelusuri setiap baris, mencari tahu bobot masing-masing variabel: hobi, minat, latar belakang pendidikan, bahkan preferensi warna favorit.

Semakin dalam Kiara menyelami kode, semakin ia merasa jijik. Algoritma SoulMatch ternyata dangkal dan penuh bias. Sistem itu lebih mengutamakan kesamaan dangkal daripada kecocokan nilai-nilai mendalam. Ia memprioritaskan profil dengan foto yang diedit sempurna dan deskripsi diri yang generik. Kreativitas dan individualitas justru dihukum.

Tiba-tiba, matanya terpaku pada satu bagian kode yang aneh. Sebuah subrutin tersembunyi yang sepertinya sengaja disisipkan oleh seseorang. Subrutin itu bertugas untuk mengkategorikan pengguna ke dalam beberapa kelompok berdasarkan "tingkat kesuksesan" yang diproyeksikan. Kiara menemukan dirinya berada di kategori "Potensi Tinggi, Risiko Tinggi." Artinya, ia dianggap menarik dan berpotensi untuk menjalin hubungan jangka panjang, namun juga dianggap terlalu mandiri dan independen, sehingga berisiko tidak "patuh" pada norma-norma hubungan tradisional.

Kemarahan Kiara mendidih. Jadi, SoulMatch tidak hanya mencari pasangan jiwa, tetapi juga berusaha membentuk dan mengendalikan hubungan? Ini adalah manipulasi terselubung yang menjijikkan.

Namun, di tengah kekesalannya, Kiara menemukan sesuatu yang menarik. Subrutin yang sama itu juga digunakan untuk mengidentifikasi pengguna yang dianggap "tidak cocok" dengan kategori "Potensi Tinggi, Risiko Tinggi." Pengguna-pengguna ini biasanya diabaikan oleh algoritma, dianggap terlalu "tidak konvensional" atau "tidak menarik."

Kiara memiliki ide. Ia akan menggunakan informasi ini untuk menemukan seseorang yang benar-benar cocok dengannya, seseorang yang mungkin telah diabaikan oleh algoritma yang salah ini. Ia akan mencuri cinta dari sistem yang cacat.

Dengan sedikit modifikasi kode, Kiara membuat filter khusus yang menargetkan pengguna-pengguna yang telah ditolak oleh algortima SoulMatch. Ia memasukkan kriteria yang bertentangan dengan norma-norma yang ada: preferensi pada orang yang kreatif, intelektual, dan memiliki selera humor yang unik.

Tak lama kemudian, muncul satu nama: Elian.

Profil Elian sangat berbeda dari profil-profil sempurna yang biasa Kiara lihat. Fotonya diambil candid, tanpa filter. Deskripsi dirinya jujur dan apa adanya, bahkan cenderung sinis. Ia menulis tentang kecintaannya pada film-film klasik, buku-buku filosofi, dan ketidakmampuannya untuk membedakan warna biru dan ungu.

Kiara merasa tertarik. Ada sesuatu yang autentik dan menarik dari Elian. Ia mengirimkan pesan.

"Hei Elian, aku tahu ini mungkin terdengar aneh, tapi aku meretas SoulMatch dan menemukan bahwa kita berdua dianggap 'tidak cocok' oleh algoritma mereka. Tertarik untuk membuktikan bahwa mereka salah?"

Balasan Elian datang beberapa menit kemudian.

"Meretas SoulMatch? Kedengarannya menarik. Aku selalu curiga ada sesuatu yang salah dengan aplikasi ini. Aku sudah siap membuktikan bahwa mereka salah. Kopi minggu depan?"

Kiara tersenyum. Ia telah mencuri cinta dari algoritma yang salah.

Pertemuan pertama Kiara dan Elian berlangsung di sebuah kedai kopi kecil yang tersembunyi di sudut kota. Mereka langsung merasa nyaman satu sama lain. Mereka berbicara tentang buku, film, politik, dan absurditas kehidupan modern. Mereka tertawa, berdebat, dan saling menantang. Kiara merasa dirinya dihargai dan dipahami. Elian tidak mencoba mengubahnya atau memaksanya untuk sesuai dengan ekspektasi tertentu. Ia menyukai Kiara apa adanya, dengan segala kompleksitas dan keunikannya.

Setelah beberapa minggu berkencan, Kiara dan Elian semakin dekat. Mereka menemukan bahwa mereka memiliki banyak kesamaan, tidak hanya dalam minat, tetapi juga dalam nilai-nilai dan pandangan hidup. Mereka berdua menghargai kebebasan, kreativitas, dan kejujuran. Mereka berdua percaya bahwa cinta adalah tentang penerimaan dan dukungan, bukan tentang kontrol dan manipulasi.

Kiara akhirnya menemukan apa yang selama ini ia cari. Cinta yang autentik, cinta yang didasarkan pada koneksi mendalam, bukan pada algoritma yang dangkal. Ia telah membuktikan bahwa SoulMatch salah, bahwa cinta tidak bisa diprediksi atau diatur oleh program komputer.

Suatu malam, saat mereka duduk di balkon apartemen Kiara, menikmati pemandangan kota yang berkilauan, Elian menoleh ke arah Kiara dan berkata, "Kamu tahu, aku berterima kasih pada algoritma SoulMatch karena telah menolak kita. Jika tidak, kita mungkin tidak akan pernah bertemu."

Kiara tertawa. "Aku juga. Tapi aku lebih berterima kasih pada diriku sendiri karena telah meretasnya."

Mereka berciuman, di bawah cahaya bulan yang redup, merayakan cinta yang telah mereka curi dari algoritma yang salah. Hujan digital di layar apartemen Kiara tampak lebih indah malam itu, seperti ribuan bintang yang bersinar untuk cinta mereka. Bagi Kiara, ini adalah bukti bahwa cinta sejati bisa ditemukan di tempat yang paling tidak terduga, bahkan di tengah-tengah kode biner dan algoritma yang rumit. Dan terkadang, untuk menemukannya, kita hanya perlu meretas sedikit ke dalam hati kita sendiri.

Baca Cerpen Lainnya

← Kembali ke Daftar Cerpen   Registrasi Pacar-AI