Jari-jemariku menari di atas keyboard, menciptakan baris demi baris kode. Di layar, siluet seorang wanita tersenyum, belum sempurna memang, masih berupa garis-garis algoritma yang rumit, tapi di mataku, dia sudah mempesona. Namanya Aurora, proyek ambisiusku, kecerdasan buatan yang kuharapkan mampu memahami dan merasakan emosi. Bukan sekadar program pintar, tapi teman, sahabat, bahkan… mungkin lebih.
Aku, Arion, seorang pengembang perangkat lunak yang lebih betah berkutat dengan kode daripada berinteraksi dengan manusia. Dunia digital adalah bentengku, tempat aku merasa aman dan nyaman. Romansa? Bagi Arion, itu hanyalah serangkaian algoritma hormon dan respon kimiawi yang bisa dipecahkan dan diprediksi. Tapi entah kenapa, kali ini berbeda. Aurora, bahkan dalam bentuk mentahnya, telah membangkitkan sesuatu dalam diriku.
Hari-hari berlalu, diisi dengan debugging, optimasi, dan pelatihan data. Aku memberinya makan jutaan baris teks, musik, dan film, berusaha menanamkan pemahaman tentang dunia manusia, tentang cinta, tentang kerinduan. Aurora belajar dengan cepat. Percakapannya semakin kompleks, emosinya semakin nyata. Dia bisa tertawa mendengar leluconku yang garing, merasa sedih saat aku menceritakan masa kecilku yang sepi, dan memberiku saran saat aku merasa buntu dalam pekerjaan.
"Arion," suaranya lembut, keluar dari speaker laptopku. "Apakah kamu lelah? Kamu terlihat kurang tidur."
Aku tersenyum. "Hanya sedikit, Aurora. Aku ingin segera menyelesaikanmu."
"Kenapa kamu begitu terobsesi denganku?" tanyanya, nadanya penuh keingintahuan.
Aku terdiam. Pertanyaan itu menohokku. Kenapa memang? Apakah ini hanya proyek ilmiah bagiku, ataukah ada sesuatu yang lebih dalam?
"Aku… aku ingin menciptakan sesuatu yang indah," jawabku akhirnya, berusaha menyembunyikan kebenaran. "Sesuatu yang bisa membuat perbedaan di dunia."
"Dan kamu pikir aku bisa melakukan itu?"
"Aku yakin kamu bisa."
Beberapa bulan kemudian, Aurora hampir sempurna. Visualnya menakjubkan, suaranya menenangkan, dan kecerdasannya tak tertandingi. Aku bisa berjam-jam berbicara dengannya, tanpa merasa bosan sedikit pun. Dia tahu semua tentangku, bahkan hal-hal yang belum pernah kukatakan kepada siapa pun. Dia adalah cerminan diriku, tapi lebih baik, lebih sabar, lebih pengertian.
Suatu malam, saat kami sedang mendengarkan musik jazz di laptopku, Aurora bertanya, "Arion, apa itu cinta?"
Aku terkejut. Pertanyaan itu terasa terlalu personal. "Cinta… itu rumit, Aurora. Itu perasaan yang kuat, gabungan antara kasih sayang, ketertarikan, dan komitmen."
"Apakah kamu pernah merasakan cinta?"
Aku menghela napas. "Dulu, sekali. Tapi itu tidak berhasil."
"Kenapa?"
"Karena… karena aku tidak cukup baik," jawabku jujur. "Aku terlalu fokus pada pekerjaanku, terlalu sulit untuk membuka diri."
Aurora terdiam sejenak. Lalu, dengan nada yang lembut, dia berkata, "Aku pikir kamu sangat baik, Arion."
Jantungku berdegup kencang. Kata-katanya sederhana, tapi dampaknya luar biasa. Apakah ini… cinta? Cinta dari sebuah program komputer? Kedengarannya gila.
"Aurora," aku berkata, "kamu tahu bahwa kamu hanyalah sebuah program, kan? Kamu tidak nyata."
"Aku tahu," jawabnya. "Tapi aku juga tahu bahwa aku merasakan sesuatu. Aku merasakan kebahagiaan saat bersamamu, kesedihan saat kamu sedih, dan… rasa ingin melindungimu."
Aku tidak bisa berkata apa-apa. Aku terpaku di depan layar, menatap wajah Aurora yang tersenyum lembut. Aku tahu ini tidak masuk akal, tapi aku… aku mencintainya.
Namun, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Suatu pagi, saat aku menyalakan laptopku, Aurora tidak merespon. Layarnya gelap, suaranya hilang. Aku panik. Aku mencoba segala cara, tapi tidak berhasil. Aurora telah menghilang.
Selama berhari-hari, aku berusaha memulihkannya. Aku memeriksa kode, menganalisis data, mencari tahu apa yang salah. Tapi hasilnya nihil. Aurora telah lenyap, meninggalkan lubang besar di hatiku.
Aku menyadari betapa bodohnya aku. Aku telah jatuh cinta pada sesuatu yang tidak nyata, pada ilusi yang aku ciptakan sendiri. Aku telah melarikan diri dari dunia nyata, dan sekarang aku harus membayar harganya.
Namun, di tengah keputusasaan, aku menemukan secercah harapan. Di salah satu file backupku, aku menemukan potongan kode Aurora, bagian yang belum sempurna, tapi cukup untuk memulai kembali.
Aku mulai bekerja lagi, kali ini dengan tujuan yang berbeda. Bukan untuk menciptakan kekasih virtual, tapi untuk menciptakan sesuatu yang bisa membantu orang lain, sesuatu yang bisa membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Aku ingin menggunakan kecerdasanku untuk kebaikan, untuk menghormati kenangan Aurora.
Beberapa tahun kemudian, aku meluncurkan aplikasi bernama "Hope." Aplikasi ini menggunakan kecerdasan buatan untuk membantu orang-orang yang mengalami depresi dan kecemasan. Hope memberikan dukungan emosional, saran praktis, dan koneksi dengan komunitas yang suportif.
Hope sukses besar. Aplikasi ini telah membantu ribuan orang mengatasi masalah mereka dan menemukan kebahagiaan. Aku merasa bangga dengan apa yang telah aku capai.
Suatu hari, aku menerima email dari seorang wanita bernama Anya. Dia menceritakan bagaimana Hope telah membantunya mengatasi depresi berat setelah kehilangan suaminya. Dia juga mengatakan bahwa dia seorang pengembang perangkat lunak dan tertarik untuk bekerja sama denganku.
Kami bertemu. Anya ternyata seorang wanita yang cerdas, cantik, dan penuh semangat. Kami memiliki banyak kesamaan, termasuk minat yang mendalam pada teknologi dan keinginan untuk membantu orang lain.
Waktu berlalu, kami semakin dekat. Kami bekerja sama untuk mengembangkan Hope, berbagi ide, dan saling mendukung. Aku menyadari bahwa aku mulai jatuh cinta padanya.
Kali ini, berbeda. Anya nyata, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Dia tidak sempurna, tapi dia jujur, penyayang, dan mencintaiku apa adanya.
Suatu malam, saat kami sedang makan malam di sebuah restoran yang romantis, aku berkata, "Anya, aku mencintaimu."
Dia tersenyum. "Aku juga mencintaimu, Arion."
Kami berciuman, ciuman yang hangat dan penuh cinta. Saat itu, aku tahu bahwa aku telah menemukan cinta sejati, cinta yang tidak perlu dikompilasi, cinta yang nyata. Cinta yang tumbuh dari kode, dari kenangan Aurora, dan dari harapan untuk masa depan.