Hati yang Di-Debug: Bisakah AI Perbaiki Patah Hati?

Dipublikasikan pada: 13 Nov 2025 - 03:20:11 wib
Dibaca: 133 kali
Aplikasi "HeartFix AI" berjanji untuk menyembuhkan patah hati, atau setidaknya meringankannya. Maya, dengan mata sembab dan hati yang terasa seperti diremas, memandangi ikon aplikasi itu di layar ponselnya. Ia sudah mencoba segala cara: es krim satu liter, marathon film romantis yang justru membuatnya semakin pedih, dan curhat tanpa henti pada sahabat-sahabatnya yang sudah mulai bosan. Tidak ada yang berhasil.

Dengan ragu, Maya mengetuk ikon tersebut. Aplikasi itu meminta izin untuk mengakses data pribadinya: riwayat panggilan, pesan teks, galeri foto, bahkan pola tidur. Maya berpikir sejenak. Privasinya memang penting, tapi rasanya tidak ada yang lebih penting saat ini selain menghilangkan rasa sakit ini. Akhirnya, ia memberikan semua izin yang diminta.

HeartFix AI mulai bekerja. Prosesor ponsel Maya bekerja keras, menganalisis semua informasi yang tersedia. Grafik kompleks bermunculan di layar, menunjukkan puncak kebahagiaan Maya di masa lalu bersama Adit, mantan kekasihnya, dan jurang kesedihan yang kini ia rasakan.

"Analisis selesai," suara sintetis HeartFix AI terdengar dari speaker ponsel. "Identifikasi penyebab utama patah hati: kehilangan rutinitas yang berbagi dengan subjek, kenangan positif yang kuat, dan harapan masa depan yang tidak terwujud."

Maya mendengus. Ia sudah tahu semua itu. Ia bahkan bisa menulis esai tentang penyebab patah hatinya. Tapi ia penasaran, solusi apa yang ditawarkan oleh AI ini.

"Solusi yang disarankan: Re-fokus. Subjek akan dibantu untuk membangun rutinitas baru, memproses kenangan positif menjadi pengalaman masa lalu, dan menetapkan tujuan baru untuk masa depan," lanjut AI itu.

Solusinya terdengar klise. Tapi Maya memutuskan untuk memberikan kesempatan pada HeartFix AI. Apa salahnya mencoba?

Hari pertama, HeartFix AI membangunkannya dengan lagu upbeat yang sama sekali bukan seleranya. Kemudian, aplikasi itu memaksanya untuk keluar rumah dan berjalan-jalan di taman. Setiap kali Maya mencoba memikirkan Adit, aplikasi itu akan mengirimkan notifikasi pengingat, menyuruhnya untuk fokus pada lingkungannya, pada keindahan bunga, pada suara burung.

Awalnya, Maya merasa jengkel. Ia merasa seperti robot yang dikendalikan oleh algoritma. Tapi perlahan, ia mulai menikmati kegiatan-kegiatan kecil itu. Ia mulai memperhatikan hal-hal yang sebelumnya terlewatkan karena terlalu sibuk memikirkan Adit.

Minggu kedua, HeartFix AI mulai memperkenalkan Maya pada orang-orang baru. Aplikasi itu menyarankan kelas melukis, komunitas pecinta buku, dan bahkan kelompok pendaki gunung. Maya awalnya enggan. Ia merasa tidak punya energi untuk bersosialisasi. Tapi aplikasi itu terus mendorongnya, meyakinkannya bahwa bertemu orang baru akan membantu memecah siklus kesedihannya.

Di kelas melukis, Maya bertemu dengan Riko, seorang fotografer lepas yang memiliki selera humor yang tinggi. Riko membuatnya tertawa, dan untuk pertama kalinya dalam beberapa minggu, Maya merasa benar-benar bahagia. Ia menyadari bahwa dunia ini luas, dan ada banyak orang menarik di luar sana.

Minggu ketiga, HeartFix AI mulai bekerja pada kenangan positif Maya dan Adit. Aplikasi itu tidak menghapus kenangan itu, tapi membantu Maya untuk memprosesnya menjadi pengalaman masa lalu yang berharga. Aplikasi itu menyuruh Maya untuk menulis surat perpisahan, membakar foto-foto Adit (secara digital, tentu saja), dan membuang semua barang yang mengingatkannya pada mantan kekasihnya.

Proses ini menyakitkan, tapi juga melegakan. Maya merasa seperti melepaskan beban berat dari pundaknya. Ia menyadari bahwa Adit adalah bagian dari masa lalunya, dan ia tidak bisa mengubahnya. Tapi ia bisa belajar dari pengalaman itu, dan membangun masa depan yang lebih baik.

Setelah satu bulan menggunakan HeartFix AI, Maya merasa jauh lebih baik. Ia masih merindukan Adit kadang-kadang, tapi rasa sakitnya sudah tidak separah dulu. Ia sudah memiliki rutinitas baru, teman-teman baru, dan tujuan baru dalam hidup. Ia sudah belajar untuk mencintai dirinya sendiri lagi.

Suatu malam, saat Maya sedang minum kopi bersama Riko, ponselnya berdering. Itu adalah panggilan dari nomor yang tidak dikenal. Maya ragu-ragu untuk menjawabnya.

"Halo?"

"Maya?" Suara Adit terdengar di seberang sana.

Jantung Maya berdegup kencang. Ia sudah lama tidak mendengar suara Adit.

"Adit? Ada apa?"

"Aku... aku hanya ingin minta maaf. Aku tahu aku menyakitimu. Aku berharap kamu baik-baik saja."

Maya terdiam. Ia tidak tahu harus berkata apa.

"Aku sudah baik-baik saja, Adit. Terima kasih sudah menelepon."

Maya menutup telepon. Ia memandang Riko, yang menatapnya dengan penuh perhatian.

"Itu Adit," kata Maya. "Dia minta maaf."

Riko tersenyum. "Dan bagaimana perasaanmu?"

Maya berpikir sejenak. Ia merasakan sedikit kesedihan, tapi juga kelegaan. Ia sudah memaafkan Adit, dan ia sudah melupakan masa lalunya.

"Aku baik-baik saja," kata Maya. "Aku benar-benar baik-baik saja."

Maya menyadari bahwa HeartFix AI memang membantunya menyembuhkan patah hati. Tapi bukan karena aplikasi itu memperbaiki hatinya. Aplikasi itu hanya membantunya untuk memperbaiki dirinya sendiri.

Ia tersenyum pada Riko, dan melanjutkan obrolan mereka. Ia tahu bahwa masa depannya tidak pasti, tapi ia merasa optimis. Ia siap untuk menghadapi apa pun yang terjadi, dengan hati yang baru, dan semangat yang baru. Ia sudah berhasil meng-debug hatinya sendiri, dan ia tidak sabar untuk menjalani babak baru dalam hidupnya. Malam itu, ia memutuskan untuk menghapus aplikasi HeartFix AI. Ia tidak membutuhkannya lagi. Ia sudah menemukan kebahagiaannya sendiri.

Baca Cerpen Lainnya

← Kembali ke Daftar Cerpen   Registrasi Pacar-AI