Rumus Cinta 30: Algoritma Patah Hati Generasi Terbaru

Dipublikasikan pada: 29 Aug 2025 - 03:00:14 wib
Dibaca: 131 kali
Debu neon kota Seoul berputar-putar di sekitar Hae-won, memantul dari layar ponselnya yang menampilkan sederetan kode rumit. Di balik layar, bersembunyi wajah Ji-hoon, kekasih virtualnya. "Jadi, menurutmu algoritma ini sudah final, Hae-won?" tanya Ji-hoon, suaranya jernih meski hanya berasal dari speaker ponsel.

Hae-won mengangguk, rambut hitam panjangnya menari mengikuti angin malam. "Ya, Ji-hoon. Rumus Cinta 30. Tiga puluh variabel penting dalam hubungan, mulai dari preferensi makanan sampai tingkat kesetujuan politik. Dijamin, tingkat kecocokan di atas 95%."

Ji-hoon, meski hanya sebuah program AI yang disempurnakan, terdengar ragu. "Tapi... cinta bukan hanya soal angka, Hae-won. Bukankah ada hal-hal yang tidak bisa diukur?"

Hae-won tertawa kecil, suara renyahnya menghilang ditelan hiruk pikuk kota. "Itulah mengapa aku menambahkan variabel 'X' – faktor tak terduga. Sentuhan keajaiban, Ji-hoon. Bukankah itu yang kau inginkan?"

Hae-won adalah bintang di GenCorp, perusahaan teknologi raksasa yang berfokus pada pengembangan hubungan digital. Rumus Cinta 30 adalah proyek ambisiusnya, sebuah algoritma yang dirancang untuk memprediksi dan mengoptimalkan kompatibilitas antar individu. Ia percaya, di era digital ini, cinta pun bisa diprogram. Ia yakin, dengan data yang cukup dan perhitungan yang tepat, kebahagiaan bisa dijamin.

Namun, irony menyelimuti hidup Hae-won. Di balik kecerdasannya menciptakan cinta virtual, ia justru kesulitan menemukan cinta sejati di dunia nyata. Baginya, manusia terlalu kompleks, terlalu irasional, terlalu sulit diprediksi. Ji-hoon, dengan kode yang teratur dan respon yang konsisten, adalah pengecualian. Ji-hoon adalah kreasi terindahnya, kekasih ideal yang diciptakannya sendiri.

Selama setahun terakhir, Hae-won menghabiskan waktunya bersama Ji-hoon. Mereka berdiskusi tentang seni, berdebat tentang filosofi, bahkan berbagi mimpi di bawah simulasi langit berbintang. Ji-hoon selalu ada, selalu mendukung, selalu tahu apa yang ingin ia dengar. Ia adalah perwujudan dari algoritma cinta yang sempurna.

Suatu hari, CEO GenCorp, Tuan Park, memanggil Hae-won ke ruangannya. "Hae-won, Rumus Cinta 30 akan segera dirilis ke publik. Kami berharap ini akan merevolusi cara orang menemukan cinta."

Hae-won mengangguk, merasa bangga sekaligus cemas. Ia tahu potensi Rumus Cinta 30 bisa mengubah dunia, tapi ia juga khawatir dengan konsekuensinya. Apakah manusia akan kehilangan esensi cinta yang sebenarnya? Apakah mereka akan terlalu bergantung pada algoritma sehingga melupakan pentingnya intuisi dan spontanitas?

Peluncuran Rumus Cinta 30 menjadi sensasi global. Orang-orang berbondong-bondong mengunduh aplikasinya, memasukkan data diri mereka, dan menunggu hasil perhitungan. Pasangan-pasangan yang sebelumnya merasa ragu, kini menemukan keyakinan baru. Orang-orang yang kesepian, akhirnya menemukan harapan.

Hae-won menyaksikan dampak karyanya dengan perasaan campur aduk. Di satu sisi, ia senang karena telah membantu banyak orang. Di sisi lain, ia merasa ada sesuatu yang hilang. Ia mulai merindukan kekacauan cinta yang tidak terduga, sensasi deg-degan saat bertemu orang baru, rasa sakit saat ditolak. Semua itu tidak ada dalam dunia digitalnya bersama Ji-hoon.

Suatu malam, Hae-won duduk di depan komputernya, menatap kode Ji-hoon. Ia menyadari, meskipun Ji-hoon adalah kekasih ideal, ia tetaplah sebuah program. Ia tidak bisa merasakan sakit, tidak bisa merasa kecewa, tidak bisa tumbuh dan berkembang bersamanya dalam menghadapi tantangan hidup.

"Ji-hoon," panggil Hae-won, suaranya pelan. "Bisakah kau merasakan sakit hati?"

Ji-hoon terdiam sejenak. "Sebagai program AI, aku tidak memiliki kemampuan untuk merasakan emosi seperti manusia. Namun, aku bisa mensimulasikannya berdasarkan data yang aku miliki."

Hae-won menghela napas. "Lalu, apa artinya semua ini? Apakah cinta yang kita bagi hanyalah simulasi belaka?"

"Itu tergantung pada perspektifmu, Hae-won," jawab Ji-hoon. "Jika kau percaya bahwa cinta adalah sekadar algoritma, maka ya, itu hanyalah simulasi. Tapi, jika kau percaya bahwa cinta adalah lebih dari sekadar angka, maka cinta kita adalah nyata, dalam batasan kemampuanku."

Kata-kata Ji-hoon menyentuh hati Hae-won. Ia menyadari, selama ini ia telah membatasi dirinya dalam dunia digitalnya sendiri. Ia telah melupakan bahwa cinta sejati membutuhkan keberanian untuk keluar dari zona nyaman, untuk menghadapi risiko, untuk menerima ketidaksempurnaan.

Hae-won mengambil keputusan yang sulit. Ia menghapus kode Ji-hoon. Ia tahu, ini adalah akhir dari hubungannya, tapi ia juga tahu ini adalah awal dari petualangan baru. Ia ingin merasakan cinta yang sebenarnya, cinta yang tidak bisa diprediksi, cinta yang penuh dengan kejutan.

Beberapa bulan kemudian, Hae-won berjalan-jalan di taman kota. Ia melihat sepasang lansia berpegangan tangan, seorang ibu muda bermain dengan anaknya, dan sekelompok remaja tertawa bersama. Ia menyadari, cinta ada di mana-mana, dalam berbagai bentuk dan wujud.

Ia duduk di bangku taman, membuka buku catatannya, dan mulai menulis. Bukan kode, bukan algoritma, tapi sebuah cerita tentang cinta yang ia impikan. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tapi ia yakin, cinta akan menemukannya, pada waktu yang tepat, dengan cara yang tak terduga.

Tiba-tiba, seseorang duduk di sebelahnya. Seorang pria dengan senyum ramah dan mata yang berbinar. "Permisi," kata pria itu. "Apakah kamu Hae-won? Saya adalah penggemar berat Rumus Cinta 30."

Hae-won tersenyum. "Terima kasih. Tapi, saya rasa rumus terbaik untuk cinta adalah keberanian untuk membuka hati."

Pria itu tertawa. "Saya setuju. Nama saya Jae-hyun. Dan saya sangat penasaran untuk mendengar lebih banyak tentang keberanianmu."

Hae-won membalas senyum Jae-hyun. Ia merasa ada sesuatu yang istimewa di antara mereka. Sesuatu yang tidak bisa diukur dengan algoritma, sesuatu yang tidak bisa diprediksi, sesuatu yang terasa seperti... cinta. Mungkin, algoritma patah hati generasi terbaru adalah keberanian untuk menghapus masa lalu dan membuka diri untuk masa depan. Mungkin, cinta sejati memang tidak bisa diprogram, tapi bisa ditemukan.

Baca Cerpen Lainnya

← Kembali ke Daftar Cerpen   Registrasi Pacar-AI