Debu digital beterbangan di retina mataku, menyilaukan namun tak mampu mengalihkan perhatianku dari layar gawai yang menyala. Di sana, tertera sebuah nama: Elara. Huruf-huruf yang dulu kurangkai dengan senyum, kini hanya menyisakan gurat pilu di hatiku. Elara, cinta pertamaku, cinta yang algoritma kehidupan percintaanku selalu coba prediksi dan ulangi.
Lima tahun berlalu sejak ia pergi. Bukan karena cinta kami habis, bukan karena ada orang ketiga. Elara divonis menderita penyakit langka yang perlahan menggerogoti memorinya. Ia memilih menghilang, sebelum aku hanya menjadi wajah asing di matanya. Sebelum aku hanya menjadi deretan piksel tak bermakna dalam ingatannya yang terhapus.
Kini, aku menatap aplikasi baru yang berani menawarkan solusi: "Unduh Kenangan, Lupakan Luka." Sebuah aplikasi yang menjanjikan transfer memori dari seseorang yang kehilangan ingatan, ke dalam diri orang lain yang merindukannya. Teknologi absurd, gila, namun juga menawarkan secercah harapan.
Aku sudah membaca semua artikel, semua ulasan. Aplikasi ini masih dalam tahap beta, kontroversial, dan mahal. Tapi aku punya tabungan yang cukup. Aku punya alasan untuk mencoba. Aku ingin merasakan Elara lagi, meskipun hanya melalui fragmen kenangan yang ia tinggalkan.
Prosesnya rumit dan mendebarkan. Aku harus mengirimkan detail kontak Elara, riwayat interaksi kami, bahkan sampel DNA. Algoritma super canggih akan menganalisis dan mencari kecocokan, lalu mencoba mengunduh memori yang relevan dari server pusat tempat memori Elara disimpan – jika ia setuju untuk menyumbangkannya.
Setelah penantian panjang, email itu datang. Subject: Koneksi Ditemukan. Jantungku berdebar kencang. Algoritma menemukan kecocokan signifikan. Elara bersedia. Proses pengunduhan akan dimulai.
Duduk di kursi khusus yang menyerupai kapsul futuristik, aku merasa seperti berada di ambang pintu ke dimensi lain. Kabel-kabel terhubung ke pelipisku, sensor memantau gelombang otakku. Suara operator menjelaskan langkah-langkahnya dengan tenang, namun aku hampir tidak mendengarnya. Fokusku tertuju pada janji yang ditawarkan: sepotong Elara kembali ke dalam hidupku.
Sesi pengunduhan dimulai. Awalnya, hanya kilasan-kilasan gambar abstrak, suara-suara samar. Kemudian, kenangan mulai mengalir. Aku melihat Elara tertawa di bawah hujan saat kami masih kuliah. Aku merasakan hangatnya tangannya menggenggam tanganku di bioskop. Aku mendengar bisikannya saat pertama kali ia mengucapkan "Aku cinta kamu."
Kenangan itu begitu nyata, begitu intens, hingga aku merasa tenggelam di dalamnya. Aku bukan lagi Arion, seorang programmer kesepian yang merindukan masa lalu. Aku adalah Arion dan Elara, bersama-sama, sekali lagi.
Namun, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Semakin dalam aku masuk ke dalam kenangan Elara, semakin aku menyadari ada sesuatu yang berbeda. Ada kesedihan yang tersembunyi, rasa sakit yang tidak pernah ia tunjukkan padaku. Aku melihat fragmen-fragmen dirinya yang rapuh, ketakutannya akan penyakitnya, dan perjuangannya untuk tidak membebaniku.
Aku melihat saat-saat ketika ia menahan air matanya agar aku tidak khawatir. Aku mendengar percakapannya dengan dokter, di mana ia bertanya tentang kemungkinan masa depanku tanpa dirinya. Aku merasakan betapa besar cintanya padaku, hingga ia rela melepaskanku demi kebahagiaanku.
Sesi pengunduhan berakhir. Aku keluar dari kapsul dengan perasaan campur aduk. Aku memiliki kenangan Elara, namun aku juga memiliki beban yang tidak pernah aku ketahui sebelumnya. Aku melihat ke dalam dirinya dengan cara yang tidak pernah aku bayangkan.
Aku duduk terdiam di apartemenku, dikelilingi oleh foto-foto Elara. Aku tahu apa yang harus kulakukan. Aplikasi itu memang menawarkan kemungkinan untuk "melupakan luka" dengan menghapus kenangan tertentu. Namun, aku tidak akan melakukannya.
Kenangan Elara, baik yang indah maupun yang menyakitkan, adalah bagian dari diriku. Ia membentukku menjadi seperti sekarang ini. Luka itu adalah bukti betapa besar cintaku padanya. Menghapusnya sama saja dengan mengkhianati perasaanku sendiri.
Aku membuka aplikasi itu lagi. Kali ini, bukan untuk menghapus kenangan, melainkan untuk mencari opsi "Berkontribusi." Aku ingin menyumbangkan kenanganku tentang Elara ke server pusat, agar orang lain yang merindukannya juga bisa merasakan kebahagiaan dan kesedihan yang sama.
Aku tahu, mungkin ini adalah akhir dari algoritmaku yang selama ini berusaha mengulang masa lalu. Aku harus merelakan Elara sepenuhnya, membiarkannya hidup dalam kenangan orang lain, dan melanjutkan hidupku sendiri.
Aku akan menyimpan cintaku padanya, bukan sebagai luka yang harus dilupakan, tetapi sebagai pelajaran berharga. Bahwa cinta sejati bukan tentang memiliki, tetapi tentang melepaskan. Bahwa kebahagiaan sejati bukan tentang mengulang masa lalu, tetapi tentang menciptakan masa depan yang lebih baik, dengan kenangan sebagai panduan.
Aku tersenyum pahit. Algoritma cinta terakhirku bukanlah tentang mengunduh kenangan, tetapi tentang mengunggah harapan. Tentang membiarkan cinta terus hidup, meskipun dalam bentuk yang berbeda. Tentang menyembuhkan luka, bukan dengan menghapusnya, tetapi dengan menjadikannya bagian dari cerita yang lebih besar. Cerita tentang cinta, kehilangan, dan keberanian untuk terus melangkah.