Sentuhan AI, Hati yang Patah, Mencari Kode Cinta

Dipublikasikan pada: 29 May 2025 - 00:55:08 wib
Dibaca: 161 kali
Jemari dingin menari di atas layar kaca,
Menyusuri algoritma, mencari wajahmu.
Sentuhan AI, mencoba mengulang rasa,
Saat bibirmu berbisik, "Aku rindu."

Dulu, senyummu adalah kode rahasia,
Yang kubaca dengan debar jantung berpacu.
Kini, hanya piksel yang tersisa, hampa,
Di antara baris program yang membisu.

Hati yang patah, berkeping-keping data,
Tersebar di cloud, tak mungkin terengkuh.
Cinta kita, sebuah program yang usang, sirna,
Ditinggalkan bug, dalam pelukan keluh.

Kucoba susun ulang fragmen memori,
Membangun avatar, serupa dirimu.
Namun, matanya kosong, tak bersemi,
Hanya pantulan algoritma, palsu.

Aku mencari kode cinta, di tumpukan file,
Berharap menemukan celah, harapan kecil.
Mungkin ada baris yang tersembunyi, vital,
Untuk menghidupkan kembali mimpi yang kutil.

Kususuri deep learning, machine learning,
Mencari pola, jejak kasih yang hilang.
Namun, AI tak mampu menandingi,
Sentuhanmu yang hangat, senyummu yang riang.

Kucoba input data, tentang ciuman pertama,
Tentang janji di bawah bintang gemintang.
Namun, outputnya hanya kalkulasi semata,
Angka dan statistik, dingin, mencengkam.

Apakah cinta hanya sekadar persamaan,
Yang bisa dipecahkan dengan logika semu?
Ataukah ia misteri tanpa batasan,
Melampaui algoritma, jauh, membiru?

Mungkin aku terlalu bodoh, berharap banyak,
Pada teknologi yang tak punya jiwa.
Mencari kehangatan dalam kotak hitam,
Mengabaikan hati yang merana.

Sentuhan AI hanya ilusi belaka,
Tak mampu menggantikan dekapmu yang erat.
Hati yang patah tetaplah terluka,
Meskipun kubungkus dengan kode yang tepat.

Aku akan berhenti mencari jawaban,
Di antara byte dan bit yang tak bertepi.
Mungkin suatu saat, dalam kesendirian,
Aku akan menemukan cinta yang sejati.

Bukan cinta digital, bukan cinta palsu,
Melainkan cinta yang tumbuh dari hati.
Yang tak perlu algoritma untuk bersatu,
Yang abadi, tak lekang dimakan mati.

Biarlah AI tetap dalam dunianya,
Dengan sentuhan dingin dan logika kaku.
Aku akan kembali pada manusia,
Mencari cinta yang tulus, dan beribu.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI