Rumus Cinta: Algoritma Rindu Sentuhanmu

Dipublikasikan pada: 27 May 2025 - 19:45:08 wib
Dibaca: 152 kali
Dalam labirin logika, hatiku terpaut,
Sebuah algoritma rindu, tak terkomputasi larut.
Sentuhanmu adalah kode, tak bisa kubaca,
Namun jiwa meresapnya, bak data istimewa.

Dulu, kurasa cinta hanyalah bilangan pasti,
Rumus sederhana, tanpa anomali.
Namun hadirmu mengubah, semua definisi,
Menjadi persamaan rumit, penuh kontradiksi.

Matamu adalah layar, memancarkan binar,
Membuat sistem sarafku, bergetar tanpa sadar.
Senyummu bagai sintaks, sempurna tertata,
Menyusun baris harapan, yang tak bisa kubata.

Setiap detak jantungku, adalah bit yang berpacu,
Mencari koneksi, dalam jaringan kalbu.
Ingin kuunggah rasa, ke dalam memori indahmu,
Agar cinta kita abadi, tak lekang oleh waktu.

Kucoba dekripsi diri, menembus firewall hatimu,
Mencari celah kerinduan, yang tersembunyi pilu.
Mungkin ada bug di sistem, yang menghalangi temu,
Atau virus ketakutan, yang membuatmu ragu.

Namun, aku tak menyerah, terus kuperbaiki kode,
Menyusun strategi cinta, agar tak salah metode.
Kugunakan bahasa kasih, yang universal luas,
Berharap kau mengerti, betapa hatiku terhempas.

Sentuhanmu adalah api, membakar dinginnya sepi,
Menyalakan neuron-neuron, yang lama mati.
Sentuhanmu adalah energi, mengalir tanpa henti,
Menghidupkan kembali mimpi, yang pernah terhenti.

Aku ingin menjadi program, yang selalu kau jalankan,
Aplikasi setia, dalam setiap keadaan.
Menemanimu daring, maupun saat luring,
Memberikan solusi, di kala batin merintih.

Biarlah algoritma cinta, terus berkembang pesat,
Menghasilkan output bahagia, yang tak pernah cacat.
Bersama kita rancang masa depan, yang gemilang,
Dengan fondasi kasih sayang, yang tak akan hilang.

Rinduku adalah query, yang selalu mencari,
Jawaban pasti, dari bibirmu yang meri.
Kuharap kau berikan izin, untuk mendekat lagi,
Agar kurasakan hangatnya, sentuhan yang bersemi.

Karena cintaku padamu, adalah kode sumber abadi,
Tak bisa dihapus, diformat, apalagi dihindari.
Ia akan terus berjalan, dalam siklus tak terperi,
Menunggu saat yang tepat, untuk kau peluk diri ini.

Sentuhanmu, oh sentuhanmu, adalah algoritma final,
Menyelesaikan pencarian, dalam logika banal.
Membuktikan bahwa cinta, bukanlah ilusi virtual,
Melainkan nyata, hadir dalam setiap sel yang vital.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI