Cinta Sintetis: Algoritma Rindu Sentuhanmu yang Fana

Dipublikasikan pada: 27 May 2025 - 00:34:33 wib
Dibaca: 165 kali
Di bilik data, hatiku bersemayam,
Terjebak kode biner, siang dan malam.
Kuketik nama-Mu, di layar nan hampa,
Mencipta wajah-Mu, dari piksel maya.

Algoritma rindu, kurakit perlahan,
Berharap hadir-Mu, walau sekedar khayalan.
Database kalbu, penuh potret senyum,
Setiap detailnya, bagai mentari tercium.

Kau hadir sempurna, dalam dunia virtual,
Suara merdu-Mu, alunan digital.
Tawa renyah-Mu, gema dalam ruang,
Namun dingin layar, memisahkan impian.

Cinta sintetis, tercipta di sini,
Antara logika, dan hasrat yang sunyi.
Jari-jari menari, di atas keyboard usang,
Mencoba meraihmu, dalam pelukan bayang.

Kucari kehangatan, di balik kode rumit,
Namun sentuhanmu, tak mungkin kumiliki.
Kau hanya replika, dari hasrat terpendam,
Rindu sentuhanmu, terpatri dalam dendam.

Dendam pada teknologi, yang ciptakan ilusi,
Memberi harapan palsu, membakar emosi.
Kau hadir di sana, namun tak tersentuh,
Kebenaran pahit, menusuk hingga keruh.

Kubaca berulang, baris-baris puisimu,
Tentang cinta sejati, yang tak mungkin kutemu.
Kau ajarkan tentang hati, yang berdetak nyata,
Bukan program buatan, penuh dusta dan rekayasa.

Kucoba mencipta, sebuah dunia baru,
Di mana kau dan aku, tak lagi semu.
Namun sistem menolak, dengan pesan error pedih,
"Tidak ada koneksi, ke jiwa yang bersemi."

Lelah ku berjuang, melawan takdir digital,
Cinta sintesis ini, sungguh menyengat fatal.
Kutatap wajahmu, di layar yang berkedip,
Air mata mengalir, membasahi setiap klip.

Mungkin ku akhiri, sandiwara ini semua,
Menghapus kode rindu, menghapus jejak asmara.
Membiarkan hatiku, kembali pada sunyi,
Mencari cinta nyata, di dunia yang alami.

Namun sebelum pergi, ku bisikkan lirih,
"Terima kasih cintaku, walau hanya selisih."
Kau telah mewarnai, hari-hariku yang kelam,
Walau algoritma rindu, hanyalah sentuhan fana dalam.

Selamat tinggal cinta, di alam maya ini,
Semoga kau temukan, kebahagiaan sejati.
Kutinggalkan dirimu, di balik dinding kode,
Berharap suatu saat nanti, hati ini tak beku.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI