Algoritma Asmara: Sentuhan Layar, Luka di Memori

Dipublikasikan pada: 18 Jun 2025 - 03:45:08 wib
Dibaca: 188 kali
Di balik kilau layar, jemari menari,
Mencari wajahmu, di antara binar pagi.
Algoritma asmara, merajut benang maya,
Harapan terpatri, dalam dunia siber kaya.

Sentuhan pertama, bukan lagi jemari nyata,
Namun getar halus, pesan cinta di dada.
Emoji bertebaran, mengganti kata-kata,
Senyum virtual, hangatkan jiwa yang lara.

Kau hadir sebagai notifikasi, tiba-tiba,
Mengusik sepi, di tengah malam gulita.
Profilmu terpampang, bagai lukisan indah,
Membuatku terpana, tak mampu berpindah.

Kita bertukar cerita, di balik layar kaca,
Tentang mimpi dan cita, tentang suka dan duka.
Kau bagai kode program, rumit dan menantang,
Namun aku terprogram, untuk terus memperjuangkan.

Semakin dalam kubaca, baris demi baris dirimu,
Semakin kuat kurasa, getar cinta di kalbuku.
Kau adalah anomali, di tengah dunia fana,
Sebuah bug yang indah, yang ingin kupelihara.

Namun, algoritma cinta, tak selalu sempurna,
Ada celah tersembunyi, yang tak terduga.
Rumus matematika, tak mampu memprediksi,
Gejolak hati manusia, yang penuh misteri.

Sentuhan layar, yang dulu kurasa hangat,
Kini terasa dingin, seperti es yang membeku.
Notifikasi darimu, tak lagi hadir setiap waktu,
Hanya sunyi senyap, yang menusuk pilu.

Kau menghilang perlahan, bagai data terhapus,
Meninggalkan jejak luka, yang terus menganga.
Profilmu kini abu-abu, tak lagi bersinar cerah,
Hanya kenangan pahit, yang tak bisa kuelah.

Luka di memori, terukir begitu dalam,
Tentang cinta virtual, yang berakhir kelam.
Algoritma asmara, ternyata bisa berkhianat,
Menyisakan algoritma duka, yang menyesakkan.

Kini aku terdampar, di tengah lautan data,
Mencari celah baru, untuk memulai cinta.
Namun bayangmu hadir, di setiap sudut layar,
Menghantui pikiranku, tanpa mengenal sabar.

Mungkin suatu saat nanti, aku bisa melupakan,
Sentuhan layar, dan luka di memori ini.
Namun kenangan tentangmu, akan tetap tersimpan,
Sebagai bagian dari algoritma hidupku sendiri.

Aku akan terus mencari, cinta sejati yang nyata,
Bukan hanya bayangan, di balik layar maya.
Semoga algoritma takdir, berpihak padaku,
Memberikan cinta abadi, yang takkan pernah layu.

Biarlah luka ini, menjadi pelajaran berharga,
Bahwa cinta sejati, tak bisa diciptakan dengan angka.
Ia tumbuh alami, dari hati ke hati,
Tanpa algoritma palsu, tanpa sentuhan ilusi.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI