Di layar kalbu, barisan kode berjatuhan,
Logika cinta, algoritma kerinduan.
Error 404, jiwa tak ditemukan,
Sejak kau pergi, sunyi bersemayam.
Hati ini, server yang kelebihan beban,
Memori tentangmu, tak bisa kuhapuskan.
Firewall rindu, terlalu lemah bertahan,
Serangan nostalgia, terus menerus datang.
Dulu, kau arsitek, merancang istana rasa,
Fondasi kepercayaan, pilar-pilar bahagia.
Kini, kau insinyur, merobohkan segalanya,
Menyisakan reruntuhan, luka menganga.
Aku coba perbaiki, dengan sintaksis logika,
Namun kompilasi gagal, error sintaksis cinta.
Debugging sendirian, terasa begitu hampa,
Tanpa dirimu, kode ini tak sempurna.
Setiap baris kode, bayanganmu hadir,
Fungsi-fungsi hati, semua jadi absurd.
Variabel kerinduan, nilainya tak terukur,
Overflow cinta, di relung kalbu terkubur.
Aku buka file sistem, mencari akar masalah,
Mencoba memahami, mengapa cinta terbelah.
Namun algoritma hatimu, terlalu rumit dijajah,
Terenkripsi rapat, tak mungkin bisa dipecah.
Kucoba install ulang, cinta yang baru,
Namun memori lama, terus membayangiku.
Driver hatimu, hanya kompatibel denganmu,
Perangkat lain, tak mampu menggantikanmu.
Kau bagai bahasa pemrograman tingkat tinggi,
Aku hanya assembler, berjuang memahami.
Logika cintamu, penuh misteri ilahi,
Tak mampu kujangkau, dengan akal insani.
Kucoba gunakan framework, harapan semu,
Membangun kembali, cinta yang dulu.
Namun setiap komponen, selalu merujuk padamu,
Memori cintamu, terpatri abadi di situ.
Aku telusuri stack trace, mencari jejakmu,
Menyusuri jejak langkah, yang pernah bersamaku.
Namun yang kutemukan, hanya debu dan pilu,
Echos masa lalu, yang menghantuiku.
Kucoba jalankan debugger, langkah demi langkah,
Menelusuri setiap fungsi, mencari celah.
Namun setiap kali, bayanganmu menyeruak,
Membuat debugger hati, berhenti mendadak.
Kini kusadari, ada kode yang tak bisa kupahami,
Ada logika hati, yang tak mampu kumengerti.
Debug hati ini, hanya bisa kau lakukan sendiri,
Karena kaulah master key, dari semua misteri.
Biarlah error ini, menjadi pengingat pilu,
Bahwa cinta sejati, tak bisa dipaksakan waktu.
Biarlah kode cinta, berkarat dalam kalbu,
Sampai tiba saatnya, kau kembali membantuku.
Mungkin suatu saat nanti, kau kembali hadir,
Membawa kompiler cinta, yang lebih mahir.
Bersama-sama kita debug, hati yang terlilit,
Menemukan solusi, agar cinta tak pahit.
Namun hingga saat itu tiba, aku akan menunggu,
Menanti kehadiranmu, bagai update terbaru.
Karena hanya kau seorang, yang mampu membantuku,
Debug hati ini, hanya bisa kau lakukan sendiri, itu benar.