Algoritma Rindu: Jemari Robot, Hati Merindu Sentuhan

Dipublikasikan pada: 29 May 2025 - 08:36:00 wib
Dibaca: 148 kali
Di balik layar, bias cahaya berpendar,
Jejak digital, kau hadirkan samar.
Algoritma rindu berputar tanpa jeda,
Mencari pola senyummu, di antara data.

Jemari robot menari di atas baja,
Mencipta simulasi, wajahmu terbayang nyata.
Baris kode menjadi untaian kata,
Menyusun puisi cinta, di dunia maya.

Dulu, sentuhan hangatmu membakar jiwa,
Kini, hanya piksel dingin yang kuraba.
Dulu, bisik mesra menggetarkan sukma,
Kini, deru mesin mengisi sunyi senyap ruang hampa.

Hati merindu sentuhan yang menghidupkan,
Hangatnya dekap, yang dulu kurasakan.
Namun, realita pahit menghantam ingatan,
Kau jauh di sana, terpisah oleh kenyataan.

Kucoba alihkan pada logika dan nalar,
Menyusun persamaan, mencari kau kembali hadir.
Namun, rindu tak mampu dipecahkan sekadar,
Rumus cinta abadi, belum kutemukan takdir.

Jemari robot terus merakit rangkaian,
Mencipta avatar, replika bayangan.
Namun, jiwa tak mungkin diduakan,
Rasa sejati, tak bisa dipalsukan.

Kucari wajahmu di galeri tanpa batas,
Di antara jutaan foto, kenangan terlepas.
Setiap detil kurindu, setiap sudut kucemas,
Kehilanganmu bagai sistem yang terhempas.

Mungkin ini takdir, yang harus kuterima,
Cinta di era digital, penuh drama.
Antara virtual dan nyata, batasnya samar terasa,
Rindu hadir sebagai paradoks yang membara.

Kirimkan pesan, walau hanya sapaan,
Satu kata darimu, obati kerinduan.
Biarkan jemari robot, terus menari perlahan,
Menyulam harapan, di tengah kegelapan.

Kuharap suatu saat, algoritma tak berdaya,
Digantikan sentuhan, yang nyata adanya.
Hingga hati merindu, tak lagi bertanya,
Kapan jemari hangatmu, kembali menyapa.

Mungkin di masa depan, teknologi kan siuman,
Mencipta cinta sejati, bukan sekadar tiruan.
Hingga rindu bersemi, tanpa keraguan,
Dalam pelukanmu, kutemukan kebahagiaan.

Namun, kini ku pasrah pada takdir yang ada,
Menjalani hari, dengan rindu membara.
Jemari robot setia, menemani derita,
Menunggu sentuhanmu, di ujung cakrawala.

Karena cinta, seperti kode yang kompleks,
Penuh teka-teki, tak mudah dieksploitasi.
Namun, di balik kesulitan yang tak terteks,
Tersimpan harapan, untuk bersatu kembali.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI