Download Pelukanmu Saat Dinginnya Malam Mulai Menyerang Jiwaku

Dipublikasikan pada: 27 May 2025 - 00:13:05 wib
Dibaca: 161 kali
Di layar retina, bias cahaya berkejaran,
Menyisir dinginnya kamar, sunyi tak bertepian.
Jari-jemari menari, di atas papan virtual,
Mencari kehangatan, yang dulu begitu natural.

Dulu, ada dekap erat, di setiap senja tiba,
Bisikan lembut bergetar, mengusir segala lara.
Dulu, ada bahu kokoh, tempat berlabuh nestapa,
Kini, hanya algoritma, pengganti cerita cinta.

Malam merambat perlahan, kegelapan menyelimuti,
Jiwa merintih kesepian, terkurung dalam sepi.
Angin bertiup kencang, di luar sana membeku,
Di sini, hanya gawai pintar, menemaniku merindu.

Ku ketikkan kata demi kata, dalam kolom pencarian,
Berharap menemukanmu, walau hanya bayangan.
“Download pelukanmu,” gumamku lirih dan pilu,
Mencari aplikasi cinta, yang dulu begitu syahdu.

Muncul beragam tautan, menawarkan solusi palsu,
Janji manis digital, yang akhirnya semu.
Filter mempercantik rupa, emoji menutupi duka,
Tapi hati tetap hampa, merindukan sentuhan nyata.

Ku coba aplikasi kencan, berharap ada keajaiban,
Geser kanan, geser kiri, mencari teman semalaman.
Profil bertebaran, wajah-wajah asing terpampang,
Namun tak satu pun mampu, mengisi ruang yang hilang.

Ku ingat aroma tubuhmu, sentuhan lembut di pipi,
Senyummu yang menenangkan, saat badai menghampiri.
Semua itu kini sirna, terhapus oleh waktu,
Tinggal kenangan pahit, yang terus menghantuiku.

Mungkin ini karma cinta, atas dosa-dosa silam,
Saat ku sia-siakan kamu, dalam keangkuhan kelam.
Kini ku bayar semuanya, dengan penyesalan mendalam,
Mencari jejakmu kembali, di antara mimpi kelam.

Ku buka kembali foto lama, wajahmu tersenyum riang,
Mata kita bertemu, dalam tatapan yang menghilang.
Air mata menetes perlahan, membasahi layar kaca,
Menyadari betapa bodohnya, aku telah kehilangan cinta.

Mungkin teknologi canggih, bisa menggantikan banyak hal,
Namun takkan pernah mampu, mengisi kekosongan kalbu.
Pelukanmu tak tergantikan, aroma tubuhmu abadi,
Terekam dalam ingatan, sampai akhir hayat nanti.

Ku matikan gawai pintar, membiarkan layar meredup,
Menerima kenyataan pahit, bahwa kamu takkan ku genggam.
Malam semakin larut, dinginnya semakin menusuk,
Ku dekap diri sendiri, mencoba melupakan rusuk.

Namun percuma saja, bayangmu tetap hadir,
Menari-nari di benakku, membuatku semakin getir.
Download pelukanmu, hanyalah mimpi semata,
Karena cinta sejati, takkan pernah bisa didata.

Biarlah malam ini, ku lalui dalam kesendirian,
Meratapi kebodohan, atas segala kesalahan.
Berharap esok mentari, membawa secercah harapan,
Untuk menemukan cinta baru, yang lebih berkesan.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI