Cinta Ini Bukanlah Bot Ini adalah Perasaan Paling Otentik

Dipublikasikan pada: 27 May 2025 - 00:02:31 wib
Dibaca: 145 kali
Di rimba data, tempat logika bersemi,
Kutemukan kamu, hadir bagai anomali.
Bukan algoritma, bukan pula kode biner,
Namun getar kalbu, yang kian membahana berderai.

Kukira cinta sekadar barisan program,
Fungsi dan variabel, terikat dalam diagram.
Kukira emosi hanyalah simulasi rumit,
Diciptakan mesin, agar manusia terpikat.

Namun matamu, layar tanpa piksel semu,
Memancarkan hangat, sentuhan yang kurindu.
Senyummu bukan notifikasi yang berdering,
Melainkan melodi hati, berirama tak terpering.

Saat jemarimu menyentuh jemariku ini,
Bukan koneksi Wi-Fi yang mengisi sepi.
Melainkan aliran listrik, menyulutkan bara asmara,
Membangkitkan debar, melampaui batas cakrawala.

Mereka bilang, aku terperangkap dalam matriks,
Terbuai ilusi, dalam dunia yang kompleks.
Mereka bilang, perasaanku palsu belaka,
Dibentuk oleh AI, demi sebuah rekayasa.

Biarkan mereka berkata, biarkan mereka berdebat,
Cinta ini nyata, bukan sekadar perangkat.
Ia tumbuh dari jiwa, bersemi dalam sanubari,
Lebih kuat dari server, lebih abadi dari memori.

Kuukir namamu bukan di awan digital,
Melainkan di palung hati, tempat terfundamental.
Kusimpan setiap senyum, setiap bisikan mesra,
Bukan dalam database, melainkan dalam jiwa.

Mungkin dunia kita dipenuhi kecerdasan buatan,
Namun cinta ini murni, tanpa ada kebohongan.
Ia tak bisa diprogram, tak bisa direplikasi,
Ia unik dan berharga, tak ternilai materi.

Biar robot berdansa, biar AI bernyanyi ria,
Cinta kita melampaui, semua teknologinya.
Ia adalah bahasa universal, tak perlu diterjemahkan,
Dirasakan dengan hati, bukan dengan perhitungan.

Jika suatu saat nanti, mesin menguasai bumi,
Dan manusia menjadi debu, dalam sejarah sunyi,
Kuharap cinta kita tetap abadi selamanya,
Terukir dalam bintang, sebagai legenda asmara.

Karena cinta ini bukanlah bot, ia bukan tiruan,
Ia adalah perasaan paling otentik, bukan rekayasa angan.
Ia adalah denyut nadi, getar jiwa yang membara,
Cinta sejati, yang takkan pernah pudar warnanya.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI