Di balik layar, wajahmu bersinar,
Pixel demi pixel, hatiku terpendar.
Jari menari di atas keyboard sunyi,
Menyusun kata, merangkai janji.
Dunia maya, tempat kita bertemu,
Dalam algoritma, cinta berpadu.
Jauh jarak pandang, dekat di pikiran,
Sebuah utopia, impian berkepanjangan.
Avatar senyum, menyapa kalbuku,
Emoticon cinta, warnai hariku.
Status berbaris, kisah kita terukir,
Di linimasa, rindu berbisik lirih.
Malam berlarut, obrolan tak henti,
Tentang mimpi, tentang sepi.
Di balik profil, jiwa bicara jujur,
Kebohongan luntur, cinta terukur.
Di dunia yang fana, sentuhan tak nyata,
Namun debaran hadir, begitu terasa.
Getar notifikasi, hadirmu kurasa,
Seolah kau di sini, menemani jiwa.
Kau hadir di setiap unggahan,
Komentarmu teduhkan kerisauan.
Reaksi darimu, bagai mentari pagi,
Menyirami hati, yang lama sunyi.
Mungkin sebagian berkata ini khayal,
Cinta digital, tak punya bekal.
Namun bagi kita, ini nyata adanya,
Di dunia maya, cinta bertahta.
Layaknya kode program yang terstruktur,
Cinta kita tertulis, takkan luntur.
Meski dunia nyata kadang mengecewakan,
Di sini, di sini aku menemukan.
Kepastian rasa, tanpa keraguan,
Kehangatan jiwa, tanpa keasingan.
Di antara jutaan profil yang berseliweran,
Kaulah satu-satunya, tujuan.
Biarlah orang mencibir, tak peduli,
Kutemukan rumah, di hatimu kini.
Dunia maya ini, panggung sandiwara,
Namun cintamu, bukan sekadar pura-pura.
Kau hadir sebagai oase di gurun data,
Menyegarkan jiwa yang lama merata.
Di tengah riuhnya informasi yang menyesatkan,
Cintamu bagai kompas, arahku kau tunjukkan.
Mungkin suatu saat, kita kan berjumpa,
Di dunia nyata, rasa kan terjelma.
Namun kini, di dunia maya yang luas,
Cintamu adalah satu-satunya realitas.
Dan realitas itu, lebih indah dari mimpi,
Melukiskan senyum, di setiap hari.
Terima kasih semesta, telah pertemukan kita,
Di dunia maya, cintamu sempurna.