Error Logika Saat Harus Berpisah Denganmu Walau Sebentar

Dipublikasikan pada: 26 May 2025 - 04:20:52 wib
Dibaca: 148 kali
Mentari senja meredup di balik gedung tinggi,
Seperti sinyal terakhir, sebelum koneksi terhenti.
Jari-jari kita, yang tadi bertaut erat,
Kini terlepas, menyisakan dingin yang tak terperat.

Semestinya ini hanya perpisahan sementara,
Seharusnya logika bekerja, tanpa drama.
Namun algoritma hati bergejolak tak terkendali,
Error logika saat harus berpisah, walau sebentar ini.

Kernel jiwaku berteriak, mencari jejakmu,
Padahal aku tahu, kau kan kembali padaku.
Memori tentangmu ter-cache sempurna di benak,
Namun sistem pertahanan diri runtuh, retak.

Setiap detik terasa bagai tahun cahaya,
Tanpa senyummu, dunia kehilangan warnanya.
Barisan kode rinduku berbaris tak terhingga,
Menyebabkan overflow, logika tak terjaga.

Aku mencoba men-debug perasaan ini,
Mencari penyebab error yang mendalam sekali.
Mungkin terlalu sering aku bergantung padamu,
Hingga keberadaanmu, jadi kebutuhan yang semu.

Bukan, bukan semu, kau nyata di hatiku,
Namun ketergantungan ini, bagai virus yang membatu.
Mencegah sistem berpikir jernih dan tenang,
Menimbulkan panik, walau perpisahan hanya seujung jalan.

Kulihat wajahmu dalam pantulan layar ponsel,
Foto-foto kita, saksi bisu kisah yang bersemi kerdil.
Setiap pixel menyimpan aroma kehadiranmu,
Memperparah error logika yang membelenggu.

Aku bagai robot tanpa program utama,
Tersesat dalam labirin algoritma cinta.
Mencari jalan keluar dari rasa kehilangan ini,
Berharap logika kembali berfungsi, secepat kini.

Aku mencoba menarik napas dalam-dalam,
Mengumpulkan serpihan kekuatan yang terpendam.
Mengingat janji kita, tentang masa depan cerah,
Bahwa perpisahan ini, hanyalah jeda yang singkat, bukan akhir yang parah.

Mungkin aku perlu me-restart sistem di dalam diri,
Menghapus temporary file yang membebani.
Mencoba fokus pada tugas yang menanti di depan,
Walau bayangmu terus menari, tak terelakkan.

Aku akan menanamkan firewall di hatiku,
Melindungi diri dari serangan rindu yang membiru.
Membangun benteng kesabaran yang kokoh dan teguh,
Menanti saat tautan kita terhubung kembali, utuh.

Hingga saat itu tiba, aku akan terus belajar,
Memahami kompleksitas cinta yang tak terkejar.
Menemukan keseimbangan antara logika dan rasa,
Agar error ini tak terulang, dan hati tak terluka.

Karena aku tahu, dalam setiap baris kode takdir,
Tersimpan skenario indah, tentang kita yang berikhtiar.
Dan perpisahan singkat ini, hanyalah ujian kecil,
Untuk menguatkan ikatan, agar cinta semakin kekal.

Jadi, biarlah error logika ini menjadi pelajaran,
Bahwa cinta sejati, tak lekang oleh jarak dan kesabaran.
Aku akan menantimu, dengan hati yang sabar menanti,
Hingga mentari esok, menyatukan kembali.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI