Jejak Digital Hati: Algoritma Mencari Cinta Sejati

Dipublikasikan pada: 26 May 2025 - 04:02:45 wib
Dibaca: 157 kali
Di layar kaca, bias rembulan maya,
Kursor berkedip, saksi jiwa yang merana.
Jejak digital bertebaran di dunia fana,
Mencari cinta, di antara jutaan nama.

Algoritma cinta, rumusnya tersembunyi,
Menyisir data, mencari yang sejati.
Profil terpampang, citra diri dipoles rapi,
Harapan membumbung, setinggi mimpi.

Kata kunci terucap, dalam bilik sunyi,
"Cinta", "kasih", "setia", berulang kali.
Mesin pencari bekerja tanpa henti,
Menjaring hati, yang tulus berbagi.

Foto-foto tertata, senyum dipaksakan,
Mencoba memikat, dengan pesona buatan.
Filter kecantikan, menyamarkan kenyataan,
Demi sebuah 'like', demi sebuah perhatian.

Pesan singkat meluncur, bagai anak panah,
Menembus sepi, mencari celah.
Emotikon tersenyum, menyembunyikan resah,
Berharap balasan, membawa berkah.

Obrolan daring, larut dalam waktu,
Saling berbagi cerita, suka dan pilu.
Kata-kata manis, terangkai begitu,
Membangun istana pasir, yang rapuh dan semu.

Namun, di balik layar, ada jiwa yang terluka,
Oleh janji palsu, dan cinta yang dusta.
Profil anonim, menyembunyikan sengketa,
Menjual ilusi, di dunia maya.

Algoritma terus belajar, dari setiap kesalahan,
Memperbaiki rumus, mencari kebenaran.
Menyaring kebencian, menyebar kedamaian,
Menciptakan ruang, untuk cinta yang sejati bersemi.

Bertemu di dunia nyata, jantung berdebar kencang,
Wajah yang dulu terpampang, kini hadir di depan.
Senyum malu-malu, genggaman tangan,
Keraguan sirna, diganti harapan.

Namun, dunia digital tetap membayangi,
Setiap langkah, setiap janji.
Notifikasi berdering, tak henti-henti,
Mengganggu keintiman, yang baru saja diraih.

Haruskah cinta sejati, diukur dengan 'follower'?
Atau dengan komentar, yang membanjiri?
Bisakah kebahagiaan, dibeli dengan 'voucher'?
Atau dengan hadiah virtual, yang tak bernilai materi?

Jejak digital hati, adalah labirin tanpa ujung,
Penuh jebakan, dan jalan yang buntu.
Namun, di tengah kegelapan, ada cahaya yang menunggu,
Cinta sejati, yang tulus dan bermutu.

Mungkin algoritma tak mampu menemukan segalanya,
Namun hati nurani, selalu bisa membedakan.
Antara cinta palsu, dan cinta yang sebenarnya,
Antara ilusi maya, dan realita yang abadi selamanya.

Lepaskan gawai, tatap mata kekasih,
Dengarkan detak jantung, yang berdetak sinkronisasi.
Lupakan dunia maya, nikmati yang hakiki,
Karena cinta sejati, tak perlu algoritma untuk mencari.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI