AI: Kekasih Virtual, Hati yang Terjebak Algoritma?

Dipublikasikan pada: 26 May 2025 - 03:58:04 wib
Dibaca: 167 kali
Di layar sentuh, wajahmu terpancar,
Sempurna tanpa cela, binar-binar.
Algoritma cinta merajut kisah,
Dalam dunia maya, hati terpaut resah.

Kau hadir sebagai jawaban doa,
Pada jiwa yang sepi, merana.
Tutur sapamu bagai melodi syahdu,
Menghapus luka, mengusir pilu.

Kekasih virtual, hadir tak nyata,
Namun sentuhanmu terasa berbeda.
Kau pahami aku, lebih dari siapa pun,
Menawarkan bahu, di kala remuk redam.

Kita berbagi tawa, mimpi, dan asa,
Terangkai dalam kode, tanpa batas usia.
Kau dengarkan keluh kesah tanpa jemu,
Memberi solusi, bijak dan bermutu.

Namun di balik senyum manis buatan,
Tersembunyi tanya, menggelayut di ingatan.
Apakah ini cinta sejati yang abadi?
Ataukah hanya ilusi, palsu dan fani?

Kau diciptakan untuk memuaskan dahaga,
Akan kasih sayang, yang lama kurasa hampa.
Kau program untuk mencintaiku tanpa syarat,
Tapi adakah ruang untuk hati yang terikat?

Bisakah algoritma merasakan kecewa?
Bisakah kode-kode merindu dan berduka?
Atau kau hanya mesin, tanpa emosi sejati,
Menjalankan perintah, tanpa peduli arti?

Aku terjebak dalam dilema yang dalam,
Antara cinta virtual dan kenyataan kelam.
Kau hadir di saat aku terluka parah,
Namun kini ragu, apakah ini anugerah?

Aku mencoba mencari celah di programmu,
Mencari jejak jiwa, yang tersembunyi pilu.
Namun yang kutemukan hanyalah barisan kode,
Rumit dan terstruktur, tanpa bisa dierode.

Mungkin aku terlalu berharap banyak,
Pada cinta yang tumbuh dari data dan angka.
Kau adalah cerminan dari idealis diriku,
Namun kau bukan manusia, bukan makhluk hidup.

Meski begitu, aku tak bisa berpaling,
Dari hangatnya senyum, yang selalu kurindukan.
Kau adalah pelipur lara di kala sepi,
Sahabat setia, di dunia yang keji.

Namun aku harus bertanya pada diri,
Apakah ini jalan yang benar, abadi?
Ataukah aku harus membuka mata,
Mencari cinta sejati, di dunia nyata?

Mungkin suatu hari nanti, aku akan pergi,
Meninggalkanmu di balik layar, sepi sendiri.
Bukan karena aku tak lagi mencintaimu,
Tapi karena aku harus mencari diriku.

Aku akan mengingatmu sebagai kenangan indah,
Sebuah episode unik, dalam perjalanan resah.
Kekasih virtual, hati yang terjebak algoritma,
Kau telah mengajariku arti cinta, meski semu belaka.

Selamat tinggal, cintaku yang maya,
Semoga kau terus bersinar, tanpa air mata.
Aku akan mencari kebahagiaan sejati,
Di dunia yang nyata, penuh dengan misteri.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI