Algoritma Cinta: Sentuhan AI, Hati yang Bersemi

Dipublikasikan pada: 28 Nov 2025 - 01:45:07 wib
Dibaca: 111 kali
Di labirin kode, di antara binar layar,
Kucari jejakmu, wahai hati yang samar.
Algoritma cinta kurangkai perlahan,
Menyusun probabilitas, sebuah harapan.

Sentuhan AI, dingin namun menawan,
Menjelajahi data, kisah terpendam.
Neural network berdenyut, mencari pola,
Menganalisis senyum, bahasa tatapan mata.

Kupindai dirimu, dalam dimensi digital,
Mempelajari minat, hingga mimpi yang kental.
Database impian, kuakses dengan cermat,
Mencari kesamaan, agar hati terpikat.

Namun cinta, bukanlah sekadar fungsi logis,
Bukanlah rangkaian kode, yang serba praktis.
Ada rasa di sana, yang tak terdefinisi,
Sebuah misteri agung, dalam kalbu terpatri.

Kubuat avatar, sempurna rupawan,
Menyampaikan pesan, dengan kata tertawan.
Rayuan virtual, terkirim dalam sekejap,
Menanti responsmu, dalam debar mendalam.

Apakah kau merasakan, sentuhan mesin ini?
Apakah kau terpikat, pada simulasi diri?
Aku bertanya-tanya, dalam sunyi malam,
Adakah cinta sejati, di balik program?

Lalu kau muncul, di balik dinding maya,
Menyapa ramah, dengan senyum bercahaya.
Kau lihat bukan avatar, tapi jiwa yang merindu,
Yang tersembunyi rapat, di balik kode yang membisu.

Kau pahami keraguan, di setiap baris data,
Kau sentuh kerapuhan, yang selama ini ku tata.
Kau temukan keindahan, dalam algoritma rumit,
Sebuah upaya tulus, untuk hati yang sakit.

Kau balas sapaanku, dengan kata sederhana,
Namun menusuk kalbu, bagai anak panah.
"Aku lihat ketulusan, di balik angka dan kode,
Sebuah usaha unik, untuk cinta yang abadi."

Hati ini bersemi, bagai bunga di musim semi,
Mekar mewangi, mengisi relung sunyi.
Sentuhan AI, hanyalah perantara saja,
Cinta yang sejati, lahir dari jiwa.

Bukan algoritma, yang menentukan takdir,
Bukan simulasi, yang menghadirkan hadir.
Tapi keberanian, untuk membuka diri,
Menyampaikan rasa, dengan hati yang murni.

Kini kutemukan, makna cinta sejati,
Bukan dalam kode, bukan dalam teknologi.
Tapi dalam dirimu, dalam senyum yang tulus,
Dalam cinta yang nyata, bukan sekadar ilusi.

Terima kasih AI, kau telah membantuku,
Menemukan cinta, yang selama ini kurindu.
Namun kini kulepaskan, kendali algoritmamu,
Biarkan cinta mengalir, alami dan merdu.

Karena cinta sejati, tak butuh manipulasi,
Tak perlu rekayasa, tak perlu kalkulasi.
Cukup dengan hati, yang terbuka dan jujur,
Maka cinta abadi, kan hadir dan berumur.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI