Algoritma Hati: Mencari Cinta di Labirin Data

Dipublikasikan pada: 24 Nov 2025 - 03:30:07 wib
Dibaca: 118 kali
Di rimba digital, aku berkelana,
Seorang pengembara, mencari makna.
Bukan permata, bukan pula tahta,
Namun cinta, yang jiwa merenta.

Algoritma hati, ku coba pahami,
Rumus rahasia, tersembunyi kini.
Baris kode cinta, penuh misteri,
Dalam labirin data, ku mencari.

Kursor berkedip, layar memendar,
Wajah-wajah asing, silih berganti terhampar.
Profil sempurna, senyum menawan terpancar,
Namun hati ragu, keasliannya samar.

Filter ku pasang, kriteria ku tata,
Mencari kesamaan, antara aku dan dia.
Hobi, minat, impian yang sama,
Semua ku ukur, dengan logika.

Ketik demi ketik, pesan ku kirimkan,
Berharap balasan, menghapus kesunyian.
Notifikasi berdering, jantung berdebaran,
Akankah ini awal, sebuah jalinan?

Obrolan virtual, larut dalam waktu,
Kata demi kata, merajut pilu.
Atau justru bahagia, yang kan menyatu,
Seperti dua keping puzzle, yang bertemu.

Emoticon tersenyum, stiker melambai,
Bahasa digital, pengganti nilai.
Sentuhan tak nyata, namun terasa sampai,
Di relung hati, yang lama sepi.

Namun ku sadari, algoritma tak sempurna,
Tak mampu membaca, gejolak jiwa.
Ada hal tersembunyi, tak bisa diukur data,
Perasaan murni, tanpa rekayasa.

Ku tinggalkan sejenak, labirin maya,
Mencari cinta, di dunia nyata.
Senyuman tulus, bukan hasil rekayasa,
Tatap mata hangat, tanpa ada dusta.

Di sebuah kedai kopi, aroma membangkitkan,
Bertemu pandang, dengan seorang teman.
Bukan dari aplikasi, bukan dari iklan,
Namun kebetulan, yang menakjubkan.

Percakapan mengalir, tanpa ku paksa,
Tawa renyah, menghangatkan rasa.
Tidak ada filter, tidak ada drama,
Hanya kejujuran, yang terasa nyata.

Ku lihat pantulan diriku, di matanya,
Bukan idealisasi, atau citra sempurna.
Namun apa adanya, dengan segala cela,
Diterima lapang, tanpa ada paksa.

Mungkin algoritma hati, tak selalu benar,
Kadang kebetulan, lebih berkesan.
Cinta tak bisa dihitung, atau diprogramkan,
Ia hadir sendiri, tanpa diundang.

Di luar sana, mentari mulai terbit,
Menyirami bumi, dengan cahaya lembut.
Aku menggenggam tangannya, penuh keyakinan,
Meninggalkan labirin, mencari kebahagiaan.

Algoritma hati, tetap ku kenang,
Sebagai pelajaran, dalam pencarian.
Bahwa cinta sejati, tak perlu dirancang,
Ia hadir sendiri, di waktu yang tepat, dan terundang.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI