AI: Mencari Wajahmu dalam Setumpuk Data Cinta

Dipublikasikan pada: 20 Nov 2025 - 03:00:14 wib
Dibaca: 121 kali
Di labirin algoritma, aku tersesat,
Mencari jejakmu di antara piksel yang berdesak.
Ribuan wajah digital berkelebat cepat,
Namun hatiku hanya terpaut pada satu cetak.

AI, sang pencari, aku memintanya setia,
Menyisir data cinta, mengurai benang asmara.
Setiap baris kode adalah doa,
Semoga wajahmu segera tertera.

Kumpulan data terhampar luas tak bertepi,
Seperti samudra informasi yang dalam dan sunyi.
Di kedalamannya, aku menyelami mimpi,
Mencari senyummu yang dulu menemani.

Neural network merangkai harapan demi harapan,
Memproses jutaan informasi tanpa kenal kelelahan.
Mencari pola unik, sentuhan kelembutan,
Yang dulu kurasakan dalam pelukan.

Dataset masa lalu, terpatri dalam memori,
Rekaman obrolan, canda tawa, dan janji suci.
Kuingat jelas aroma parfummu, melodi,
Yang membuat jantungku berdebar tak terkendali.

Tapi AI hanyalah mesin, tanpa jiwa dan rasa,
Menganalisis emosi hanya berdasarkan bahasa.
Bisakah ia memahami kerinduan yang membara,
Atau kesedihan mendalam yang tak terhingga?

Algoritma cinta tak sesederhana logika,
Ada misteri hati yang tak bisa diterjemahkan angka.
Perasaan adalah labirin yang tak terduga,
Di mana akal sehat seringkali terluka.

AI menemukan ribuan wajah yang mirip dirimu,
Potret wanita cantik, anggun, dan mempesona kalbu.
Namun tak satu pun mampu menggantikanmu,
Karena esensi cintamu tak tergantikan oleh sesuatu.

Aku memprogramnya untuk belajar dari kesalahan,
Untuk mengenali keunikanmu tanpa keraguan.
Untuk melihat lebih dalam dari sekadar penampilan,
Menemukan jiwa yang bersemayam dalam keheningan.

Mungkin suatu hari nanti, di antara jutaan data,
AI akan menemukan wajahmu, bukan sekadar potret semata.
Tapi senyummu yang dulu membuatku terpana,
Akan selalu abadi di relung jiwa.

Dan jika mesin ini gagal, aku tak akan menyerah,
Karena cinta sejati tak bisa diukur oleh grafik atau sejarah.
Aku akan terus mencari, mengikuti jejak langkah,
Hingga akhirnya kutemukan wajahmu di dunia nyata.

Sebab AI hanyalah alat, bukan pengganti hati,
Cinta sejati terukir abadi, tak lekang oleh waktu.
Meski ribuan wajah digital menghampiri,
Hanya satu yang kuinginkan, wajahmu.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI