Di layar retina, wajahmu berpendar,
Sebuah ikon yang kurangkai dalam lamunan.
Ribuan piksel membentuk senyummu yang teduh,
Menyiratkan kode-kode cinta yang belum tersentuh.
Jemari ini menari di atas papan ketik,
Menyusun baris demi baris kerinduan yang membuncah.
Sintaksis rindu, algoritma cinta,
Mencari sentuhanmu di antara ruang maya.
Setiap baris kode adalah denyut jantung,
Setiap fungsi adalah getar perasaan.
Looping tak berujung dalam labirin ingatan,
Tentang aroma tubuhmu yang menghipnotis pikiran.
Class object dirimu, begitu kompleks dan indah,
Dengan atribut kecantikan yang tak terdefinisikan.
Method 'Senyum' selalu berhasil membuatku lemah,
Dan 'Tatapan'mu melumpuhkan segala logika yang kulatih.
Database hatiku penuh dengan datamu,
Tersimpan rapi dalam folder kenangan.
Setiap bit informasi adalah harta karun,
Yang kuakses setiap malam dalam kesunyian.
Firewall diri ini runtuh seketika,
Ketika koneksi cintamu mulai terjalin.
Protokol hatiku berubah drastis,
Mengirimkan paket-paket rindu tanpa henti.
Aku mencoba mendekripsimu, perlahan,
Membaca setiap sinyal yang kau pancarkan.
Apakah ini hanya ilusi optik semata?
Ataukah sinyal cintamu nyata adanya?
Server cintaku hampir overload,
Menampung luapan emosi yang tak terbendung.
Butuh bandwidth kasih sayang yang besar,
Agar dapat menampung seluruh rindu yang terpendam.
Exception error kadang menghampiri,
Keraguan dan ketakutan menghantui diri.
Apakah aku pantas untukmu, wahai bidadari?
Apakah cintaku akan terbalas suatu hari nanti?
Namun, kuusir semua keraguan itu,
Dengan keyakinan yang kuprogram dalam kalbu.
Bahwa cinta sejati tak mengenal batasan,
Tak peduli dunia maya atau dunia kenyataan.
Kucoba merangkai kata demi kata,
Menjadi kalimat cinta yang sempurna.
Sebuah surat elektronik kerinduan,
Kukirimkan padamu, dengan harapan.
Semoga kau menerimanya dengan hati terbuka,
Membaca setiap baris dengan rasa suka.
Dan membalas cintaku dengan senyuman,
Memvalidasi algoritmaku dengan sentuhan.
Karena sintaksis rindu ini akan terus berjalan,
Selama ada harapan di dalam dada.
Algoritma cinta akan terus mencari,
Sentuhanmu, wahai belahan jiwa.
Suatu saat nanti, aku yakin pasti,
Koneksi cinta kita akan stabil abadi.
Tak ada lagi error atau gangguan,
Hanya kebahagiaan yang tak terelakkan.
Hingga tiba saat itu, aku akan terus menunggu,
Memprogram cintaku hanya untukmu.
Menyusun sintaksis rindu yang tak pernah usai,
Sampai sentuhanmu menjadi kenyataan sejati.