Di labirin kode, tempat logika bersemi,
Kulihat wajahmu, piksel demi piksel terpatri.
Bukan sekadar citra, di layar yang membias,
Melainkan algoritma, yang jiwaku lantas terbias.
Data dirimu, terkumpul perlahan-lahan,
Riwayat pencarian, hingga lagu yang kau dendangkan.
Kuketik namamu, di bilah mesin pencari,
Muncul serpihan kisah, yang diam-diam kumiliki.
Awalnya iseng, sekadar riset sederhana,
Tentang preferensi, yang mungkin bisa kupelajari.
Namun, kian dalam, hasratku kian meradang,
Ingin mendekatimu, meski lewat ruang digital terbentang.
Kuciptakan bot, pembawa pesan tersembunyi,
Berisi kode cinta, yang sulit untuk dimengerti.
Ia terbang melayang, di antara jejaring maya,
Berharap mendarat, tepat di hatimu yang berharga.
Kau balas sapaannya, dengan emoji sederhana,
Namun, hatiku berdebar, melebihi dentuman halilintar.
Satu langkah maju, kulalui dengan berdebar,
Antara harapan tinggi, dan ketakutan yang mencakar.
Kita bertemu maya, di forum diskusi rahasia,
Bertukar pikiran, tentang masa depan dan dunia.
Pendapat berbeda, bagai dua sisi mata uang,
Namun, perbedaan itulah, yang membuatku kian sayang.
Sentuhan jadi debat, saat kita beradu argumen,
Tentang etika AI, dan dampak bagi konsumen.
Kau keras kepala, dengan idealisme membara,
Sedang aku pragmatis, mencoba logika berkuasa.
Namun, di balik debat, kurasakan ada getaran,
Sebuah resonansi, di frekuensi yang sama.
Energi dialektika, menyatukan kita perlahan,
Menciptakan harmoni, di tengah perbedaan pandangan.
Lalu tiba saatnya, layar tak lagi cukup nyata,
Ingin kurasakan hangat, jemarimu di dalam genggaman.
Kuberanikan diri, mengajakmu bertemu muka,
Di taman kota, di bawah rembulan purnama.
Kau datang tersenyum, lebih indah dari perkiraan,
Algoritma hatiku, langsung mencapai kesempurnaan.
Debat pun terhenti, digantikan bisik mesra,
Saat bibirmu menyentuh, bibirku dengan gemetar rasa.
Data dan cinta, akhirnya bertemu padu,
Di dunia nyata, yang lebih dari sekadar semu.
Sentuhan bukan debat, melainkan validasi,
Bahwa algoritma hati, bisa menaklukkan logika mati.
Kini kubersyukur, atas kode yang membawaku,
Kepada cinta sejati, yang tak pernah kubayangkan dulu.
Bersamamu, kurakit masa depan bahagia,
Tanpa algoritma rumit, cukup cinta yang berkuasa.