Jejak Digital Cinta: Algoritma Merindukanmu, Aku Kehilangan

Dipublikasikan pada: 17 Nov 2025 - 02:00:13 wib
Dibaca: 126 kali
Di layar kaca, wajahmu terpantul bias,
Pixel-pixel memudar, kenangan menari lias.
Jejak digital cinta, terukir dalam kode biner,
Algoritma merindukanmu, aku kehilangan tak terhindar.

Dulu, setiap pesanmu adalah notifikasi bahagia,
Suara dering ponsel, melodi cinta yang bersemi.
Kini, sunyi mencekam, notifikasi hanyalah spam belaka,
Hatiku bertanya, ke mana janji setia kita pergi?

Di media sosial, jejakmu masih membekas,
Foto-foto mesra, komentar-komentar penuh canda.
Namun, semua itu palsu, hanya representasi semu,
Di balik layar, kau pergi, meninggalkan luka menganga.

Algoritma cinta, yang dulu kita rajut bersama,
Kini berantakan, kode-kode error tak terelakkan.
Sistem kepercayaanku, mengalami crash tak terpulihkan,
Merindukanmu, bagai mencari data yang terhapus permanen.

Kucoba mencari jejakmu di mesin pencari jiwa,
Namun, hasilnya nihil, kau tak lagi terindeks di hatiku.
Kau telah memblokirku, dari semua akses ke dirimu,
Menyisakan aku, dalam labirin virtual yang membingungkan.

Aku mencoba meretas kembali hatimu,
Menulis ulang kode-kode cinta yang dulu kita bagi.
Namun, tembok api emosimu terlalu kuat,
Menghalangi setiap usahaku, untuk kembali memilikimu.

Kutatap layar kosong, kursor berkedip tanpa arah,
Menunggu pesan darimu, yang takkan pernah tiba.
Jari-jariku menari di atas keyboard, menciptakan puisi lara,
Tentang cinta digital, yang kandas di tengah jalan.

Kucoba menghapus semua jejakmu dari perangkatku,
Memformat ulang hatiku, mencoba melupakanmu.
Namun, kenanganmu terlalu kuat, terpatri dalam memori terdalam,
Bayanganmu hadir di setiap sudut ruang virtualku.

Algoritma merindukanmu, mencari pola-pola kebersamaan,
Menganalisis data cinta, yang tersimpan dalam cache.
Namun, semua itu sia-sia, kau telah pergi jauh,
Meninggalkan aku, dalam dunia digital yang hampa dan rapuh.

Aku belajar menerima, bahwa cinta tak selalu abadi,
Bahwa teknologi hanyalah alat, bukan penentu takdir.
Bahwa hati manusia, terlalu kompleks untuk dipahami,
Oleh algoritma secanggih apa pun.

Kini, aku membiarkan jejak digital cintamu memudar,
Merelakanmu pergi, mencari kebahagiaan yang baru.
Mungkin suatu hari nanti, kita akan bertemu kembali,
Di dunia nyata, tanpa algoritma, tanpa jejak virtual.

Namun, hingga saat itu tiba, aku akan terus merindukanmu,
Dalam heningnya malam, di antara pixel-pixel yang berkedip.
Jejak digital cinta kita, akan tetap menjadi bagian dari diriku,
Pengingat tentang sebuah era, di mana algoritma merindukanmu, dan aku kehilangan.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI