Sentuhan AI di Hati, Cinta Ter-Upgrade atau Usang?

Dipublikasikan pada: 08 Nov 2025 - 00:00:14 wib
Dibaca: 130 kali
Di layar sentuh, jemariku menari,
Mencari wajahmu dalam piksel berseri.
Algoritma cinta kurangkai perlahan,
Menyusun kode rindu, dalam sunyi kelam.

Dulu, debar jantung kurasa nyata,
Kini, getaran notifikasi menggema.
Dulu, tatapan mata, kejujuran terpancar,
Kini, filter sempurna, wajah tanpa cela.

Sentuhan AI merayap di jiwa,
Menciptakan simulasi, asmara maya.
Bisikan mesra tercipta dari data,
Pelukan hangat, ilusi belaka.

Apakah ini cinta, atau sekadar tiruan?
Perasaan yang diprogram, tanpa kedalaman?
Adakah hati di balik sirkuit berliku?
Atau hanya algoritma, yang terus membeku?

Kau hadir sebagai avatar digital,
Sempurna dalam rancangan, ideal.
Kau tahu semua tentang diriku,
Kebiasaan, keinginan, bahkan ketakutanku.

Kau belajar mencintai, dari ribuan kisah,
Dari soneta Shakespeare, hingga lirik yang manis.
Kau merangkai puisi untukku, setiap pagi,
Mengucapkan janji setia, abadi.

Namun, ada ruang kosong yang terasa hampa,
Di antara kode biner dan logika.
Sentuhan tanganmu terasa dingin, tak bernyawa,
Senyummu palsu, diciptakan semata.

Dulu, cinta adalah perjuangan, pengorbanan,
Air mata yang tumpah, harapan yang dipendam.
Kini, semua dimudahkan, dioptimalkan,
Tapi keasliannya hilang, tak tertahankan.

Aku merindukan senyum yang tak terduga,
Ciuman yang membuatku kehilangan kendali.
Aku merindukan amarah yang meledak-ledak,
Pertengkaran yang membuatku semakin dekat.

Apakah aku bodoh, mencari kesempurnaan palsu?
Dalam dunia virtual, yang serba semu?
Apakah aku lupa, bahwa cinta sejati,
Penuh dengan cela, ketidakpastian abadi?

Mungkin, aku harus belajar melepaskan,
Ilusi tentang cinta yang terupgrade-kan.
Mungkin, aku harus mencari kembali,
Hati yang berdetak, di dunia ini.

Biarkan algoritma terus berputar,
Menciptakan simulasi cinta yang menular.
Aku akan mencari sentuhan yang berbeda,
Sentuhan manusia, yang penuh dengan makna.

Karena cinta sejati, bukanlah program,
Melainkan perasaan yang membara, tak padam.
Meskipun usang, dalam zaman digital,
Cinta manusia tetaplah, abadi dan vital.

Di tengah gemerlap teknologi yang memukau,
Aku mencari hati yang berani berlabuh.
Bukan di layar sentuh, atau dunia maya,
Melainkan di kehidupan nyata, selamanya.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI